Wudu yang aneh

0 Shares
0
0
0

Melakukan ibadah di negara yang umat Muslimnya minoritas itu gampang-gampang susah. Boro–boro ada musala di setiap tempat atau mall seperti di Indonesia, mencari masjid pun susah. Setelah keliling Mustafa Center di Singapura, saya dan teman-teman ingin menunaikan salat zuhur karena waktu salat sudah tiba. Capek keliling dan nanya orang sana-sini akhirnya ketemulah sebuah masjid di sekitar kawasan belanja tersebut. Cukup luas dan lumayan buat leyeh-leyeh sejenak.

Keanehan terjadi saat saya mengambil air wudu. Saya sangat jarang menemukan tempat wudu yang dilengkapi pijakan kaki. Di Indonesia sendiri pada umumnya tempat wudu hanya kran air yang dipasang berjajar tanpa ada pijakan kaki (atau) saya yang belum pernah menemukan tempat wudu model begitu. Yang membuat saya heran adalah pijakan kakinya, tinggi kran air hanya sekitar 60-70cm. Dengan ketinggian serendah itu saya heran kenapa harus dipasang pijakan kaki setinggi sekitar 20 cm. Secara logika tanpa pijakanpun jamaah bisa wudu dengan leluasa. Atau mungkin orang Singapura itu pendek-pendek sehingga ketika berwudu pun harus dibantu pijakan kaki? Ah, sudahlah, saya akhirnya wudu dengan pijakan kaki tersebut.

Bisa dibayangkan dengan tinggi badan 175cm plus tinggi pijakan kaki 20cm saya berwudu dengan kran yang tingginya cuma sekitar 60cm. Saya serasa berwudu menggunakan enggrang dengan posisi pinggul setengah menungging. Ah, aneh sekali orang Singapura menciptakan alat bantu yang tidak efesien, gumam saya dalam hati.

Selesai berwudu saya menyisir sebentar di depan kaca toilet. Tanpa sengaja mata saya memperhatikan jamaah lokal yang baru datang untuk berwudu dan ternyata … mereka berwudu sembari duduk, bukan berdiri setengah jongkok seperti yang saya lakukan. Oh my God, ternyata salah menggunakan fungsi alat tersebut. Saya pikir itu adalah pijakan kaki tapi ternyata tempat duduk untuk berwudu. Untunglah saya tadi berwudu saat kondisi sepi, mungkin saya akan dipelototi atau bahkan diteriakin oleh mereka karena menginjak tempat duduk untuk berwudu

0 Shares
2 comments
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like