Biasanya opera atau drama musikal hanya ditampilkan di negara Eropa dan Amerika, kalau kita lihat negara-negara yang maju, hampir semuanya punya gedung opera. Meskipun di lndonesia masih jarang ada pementasan opera atau drama musikal, namun bukan berarti tidak ada. Memang sih, pementasan opera atau drama musikal masih dinilai asing oleh masyarakat kita.
Pas banget tanggal 28 Agustus – 9 September 2018, drama musikal Mamma Mia (The Smash Hit Musical based on the songs of ABBA) sedang mengadakan tour ke Jakarta. Untuk pertama kalinya Mamma Mia ditampilkan, seru banget! Akhirnya bisa nonton langsung drama musikal yang kece ini di Theater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Beruntungnya lagi, lndonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang didatangi langsung.
Baca juga Mau Nonton Mamma Mia? Baca dulu Panduannya
Drama musikal ini emang lahir dari negaranya Ratu Elizabeth II, di West End London. Mamma Mia mengisahkan cerita cinta lintas generasi yang berpusat pada kehidupan ibu dan anak. Tau dong, lagu Dancing Queen-nya ABBA? Lagu hits tahun 70-an ini, memang asyik dipakai untuk ng-dance. Percaya deh, meskipun tahun segitu saya belum lahir, tapi lagu ini cukup familiar di telinga saya. Lagu ini memang legend banget, buktinya sampai sekarang masih sering diputar, kan? Lagu-lagu ABBA ini yang akan menjadi backsong dalam semua adegan Mamma Mia.
Apa saja yang menarik dari pertunjukan Mamma Mia? Berikut ini beberapa keseruannya:
Drama yang Ditampilkan, Sesuai dengan Kisah Asli dari Negara Asalnya
Beberapa adegan yang menjadi highlight di pertunjukkan ini adalah ketika Donna pertama kali menyadari bahwa ketiga pria di masa lalunya muncul di rumahnya. Pada awalnya Donna enggan menemui mereka dan memilih untuk bersembunyi. Tapi akhirnya, secara tidak terduga mereka malah bertemu.
Adegan “Dancing Queen” , menampilkan 3 pemeran utama wanita. Mereka adalah Donna, Tanya, dan Rosie, ketiganya adalah ibu-ibu paruh baya yang sedang bernostalgia dengan masa lalunya. Masa muda yang penuh semangat, energik dan sangat menikmati hidup. Cerita ini disadur sesuai dengan pertunjukkan aslinya di West End, London maupun di Broadway (New York) yang sudah bertahan selama lebih dari 10 tahun. Tidak ada yang dirubah sama sekali, jadi kalau kalian menonton pertunjukkannya di Jakarta, dijamin sama persis dengan apa yang ditampilkan di negara asalnya
Setting Panggung yang Sederhana namun Elegan
Boleh dibilang setting panggung Mamma Mia ini sangat minimalis. Eitss, tapi jangan salah, meskipun setting panggungnya minimalis, tapi sangat elegan. Setiap perubahan adegan, dalam sekejap setting-nya langsung berubah. Meskipun tidak ditutupin tirai saat set-nya berubah, seperti pada pertunjukkan opera pada umumnya, namun mata penonton dijamin tidak terganggu dengan perubahan tata letak property, karena perubahan set-nya sangat smooth. Konsep panggungnya less is more.
Di sisi lain, yang membuat saya takjub adalah pemilihan material dan desain background panggung. Bentuknya unik, berupa dinding setengah lingkaran yang dilengkapi pintu pada bagian tengahnya. Dinding ini terdiri dari dua buah. Karena bentuknya setengah lingkaran, jika digeser dengan sudut tertentu dan digabungkan satu dengan yang lain, maka akan membentuk latar sesuai adegan. Di satu saat bisa menjadi halaman depan rumah, namun di adegan lain bisa membentuk kamar tidur, halaman pantai dan sebagainya. Keren, ya!
Tata Musik yang Ciamik
Waktu pertama kali nonton Mamma Mia, saya mikir kalau musiknya menggunakan konsep Minus One alias sudah direkam lebih dulu. Ternyata saya salah, tidak semua musiknya direkam, lebih tepatnya mereka memankan keyboard secara langsung. Musisi yang memainkannya berada tepat di depan panggung. Dengan adanya musik yang dimainkan secara langsung, tentu meminimalisir kesalahan, baik dalam penggunaan musik latar adegan maupun nyanyian.
Kerennya lagi, para pemain tidak hanya pandai berakting tapi juga piwai dalam bernyanyi. Ya iya sih, namanya juga drama musikal, kan enggak lucu kalau suaranya di-dubbing. Energinya juga luar biasa dalam menari.
Kostum yang Eye Catching
Selain tata musik dan suara para pemain yang berkualitas, kostum pun tak kalah serunya. Pertunjukan yang berlangsung selama kurang lebih 3 jam ini menampilkan kostum-kostum keren. Kostum tersebut juga tidak sembarang dipilih, beberapa didesain secara khusus. Maklum, Mamma Mia memiliki desainer sendiri dalam pembuatan kostum.
Penampilan Mamma Mia juga didukung oleh aktor panggung yang sangat professional. Sayang banget saya tidak begitu tau siapa aja mereka. Yang saya tau, Mamma Mia ini karya sensasional Judy Craymer. Toh, yang penting penampilan mereka tidak mengecewakan.
Totalitas! Satu kata yang menggambarkan pertunjukan Mamma Mia pada malam tersebut. Ini terbukti dari desain pencahayaan, alur cerita, tata artistik dan lain sebagainya. Satu hal yang kurang, hanyalah soal bahasa pengantar. Karena mereka berasal dari lnggris, tentu saja dialog yang digunakan juga dalam bahasa inggris. Seandainya di atas panggung disediakan running text, tentu penonton akan lebih menikmati lagi. Kekurangan ini tidak terlalu berarti, karena mayoritas penonton yang hadir, bisa memahami adegan yang ditampilkan dengan bantuan ekspresi yang disuguhkan.
Saya pun berfikir bahwa mereka yang hadir, rata-rata juga mampu berbahasa inggris. Ini terbukti dari reaksi kompak dalam beberapa adegan. Saya sendiri, meskipun tidak fasih dalam berbahasa inggris, masih bisa menikmati dialognya.
Keseruan lain, penampilan Mamma Mia juga mengajak penonton untuk bernyanyi dan bernostalgia dengan lagu-lagu 90-an seperti I Have a Dream, Dancing Queen dan lagu-lagu hits ABBA lainnya. By the way, buat kalian yang belum nonton, Mamma Mia masih akan digelar sampai tanggal 9 September 2018, di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM). Jangan kelewatan nonton ya! Kapan lagi nonton pertunjukan drama musikal kelas dunia di Jakarta.
4 comments
Pertamax
Keren ya pertunjukkan, sudah lama ndak nonton drama musikal di TIM. Sayang sampai tgl 9 pun saya masih wara wiri tugas negara…
Beruntung mas Achi bisa nonton pertunjukan ini. Seru ya sepertinya. Tapi pasti tiketnya mahal, hahaa..
Mantap bang