Matahari belum terlalu tinggi, ketika saya menginjakkan kaki di depan sebuah gerbang rumah dengan ornamen kayu yang sangat khas. Ya, ini adalah kali ke-3 saya mengunjungi Museum di Tengah Kebun yang berlokasi di daerah Kemang. Dari arah pintu gerbang saya menyusuri jalan setapak sepanjang kurang lebih 40 meter menuju sebuah teras dengan pintu kayu dari abad ke-10.
Di sisi kanan kirinya terdapat soko guru (tiang) yang berhiaskan topeng-topeng kayu dari abad 18-an akhir. Di depan kuncung (teras luar untuk drop off tamu) pada bagian tengahnya terdapat sebuah patung Dwarapala. Bila kita sering mengunjungi rumah joglo atau berasitektur Jawa, tentu sering melihat dua buah arca yang berada di bagian kanan dan kiri gerbang. Ya, arca tersebut bernama Dwarapala.
Mengapa di Museum Tengah Kebun ini arcanya berjumlah satu?
Ternyata, sang pemilik museum Bapak Sjahrial Djalil menghendaki semua koleksinya harus asli dan autentik. Arca Dwarapala yang merupakan koleksi Museum di Tengah Kebun merupakan arca asli dan tidak memiliki kembaran.
Begitu masuk ke dalam ruangan pertama, mata saya langsung disuguhkan dengan ruang Loro Blonyo. Ikon di ruang tersebut merupakan sepasang patung pengantin Jawa yang terbuat dari kayu dari abad 19-an. Di tengah ruang, terdapat sebuah patung Buddha yang terbuat dari perunggu.
Menuju ruang makan, sebuah meja dari kayu abad ke 18-an yang berasal dari Denmark menjadi penanda utama ruang Dewi Sri. Peralatan makan yang terbuat dari kayu disusun rapi dengan jarak yang sama. “Beliau masih menggunakan ruang makan ini, bisa dilihat tatanan piring, gelas, sendok, pisau dan berbagai peralatan lainnya masih tersedia lengkap,” ungkap Afifah, sang tour guide dari Museum di Tengah Kebun.
Berseberangan dengan meja makan, deretan wayang golek tampak berjejer rapi. Sebuah kaca besar diletakkan di belakang barisan wayang. Salah satu sisi dindingnya dihiasi lukisan-lukisan dan stupa kecil yang terbuat dari batu.
Begitu keluar dari ruang makan, saya diantar Afifah menuju ke ruangan berikutnya. Akses yang menuju ruang kerja tersebut dibatasi oleh sebuah “pringgitan”. Mata saya langsung tertuju pada sesosok patung wanita dengan ukiran halus. Nandiswara, salah satu arca tercantik dan terhalus yang pernah saya lihat. Ia berdiri di sebelah kiri pintu masuk.
Menurut informasi dari tour guide, Nandiswara ditemukan di daerah Kedu era Mataram Kuno. Dari sini saya dibawa Afifah menjelajahi ruangan demi ruangan. Ratusan artefak disusun secara estetis, tidak seperti pada umumnya sebuah museum. Mulai dari peninggalan-peninggalan sebelum masehi hingga buku asli milik sufi kenamaan Jalaludin Rumi.
Museum di Tengah Kebun menurut saya adalah salah satu museum terbaik yang pernah saya kunjungi. Meskipun sebenarnya ini merupakan rumah pribadi dari Bapak Sjarial Djalil, tetapi dikelola dengan sangat baik dan professional.
Sepulangnya dari museum, saya jadi berpikir jika terjadi hal-hal buruk (semoga tidak pernah) misalnya kebakaran, kehilangan, pencurian atau berbagai kejadian merugikan lainnya, saya yakin Bapak Sjahrial Djalil telah mengantisipasinya dengan berbagai perlindungan termasuk asuransi. Asuransi adalah hal yang mutlak diperlukan untuk melindungi koleksinya yang begitu luar biasa dan tak ternilai.
Berkaca dari situ, memang sudah sewajarnya kita memiliki upaya untuk melindungi tempat tinggal. Meskipun tidak memiliki koleksi artefak yang tak ternilai, memang sudah sepatutnya tempat-tinggal wajib dilindungi dari berbagai kejadian yang merugikan dan tidak terduga.
Salah satu produk perlindungan rumah yang mudah untuk didapatkan dan terjangkau untuk semua kalangan adalah asuransi HappyHome dari HappyOneID. Dengan premi mulai dari Rp 98.750 – Rp 750.000, bisa melindungi rumah dari kerugian akibat kebakaran, sambaran petir, ledakan hingga santunan bagi pemilik rumah jika terjadi kecelakaan diri akibat kebakaran.
Selain itu, HappyHome juga memberikan jaminan jika ada kerusuhan, pemogokan, perbuatan jahat dan huru-hara. Dengan manfaat yang beragam HappyHome bisa menjadi pilihan untuk melindungi rumah dan memberikan ketenangan akibat kejadian yang tidak diinginkan.
2 comments
Harus diulang ke sana aah..aku ketinggalan tour-nya..wkwkwk. Tempat terutama taman-tamannya bikin betah.
wajib, Mbak!