Buat sebagian besar orang Jawa atau orang keturunan Jawa yang masih bisa berbahasa Jawa, pasti tau istilah ‘Sak dek, sak nyet’. Kosakata ini merupakan istilah yang berarti: ‘Kalau pengin, harus ada seketika’. Pokoknya, harus segera terpenuhi.
Memang, kalau diartikan secara sepintas, istilah ‘Sak deg, sak nyet’ ini lebih cenderung bermakna negative alias inginnya serba instan. Padahal, yang namanya mie instan aja butuh proses buat memasaknya. Tapi, sekali lagi ini nggak berlaku buat dunia industry yang sudah memasuki era 4.0 alias era digital yang segalanya harus cepat. Harus ‘Sak dek, sak nyet’ kalau customer butuh pelayanan cepat. Istilah kerennya industry harus quick response. Betul, nggak?
Sekadar berbagi pengalaman. Beberapa waktu silam saya harus buru-buru banget kirim dokumen via jasa kurir JNE. Lah, kok, ndilalahnya pas nyampe depan konter dan mau bayar saya kelupaan bawa uang cash. Alhasil, saya harus balik lagi dan pengiriman dokumen jadi tertunda karena waktunya mepet buat bolak-balik.
Eh, beberapa hari lalu, ternyata JNE udah bisa, dong, bayar pakai GoPay. Saya jadi nggak harus repot kalau kelupaan bawa duit cash buat bayar-bayar. Toh, ada handphone. Tinggal scan barcode, praktis, kan?
Kenapa, sih, JNE Pakai GoPay?
Jadi, beberapa hari lalu sempat ikut acaranya JNE bareng GoPay. Saya jadi tau alasan utama kenapa JNE mau pakai GoPay. Alasanya banyak, salah satunya adalah JNE memandang GoPay sebagai pionir platform uang digital yang udah diterima masyarakat luas. Hari gini, siapa, sih, yang nggak punya uang digital? Apalagi milenial. Boleh jadi uang cash yang ada di dompet milenial cuma sepuluh ribu. Tapi saldonya di GoPay bisa jutaan rupiah.
Selain itu, milenial juga mempertimbangkan faktor keamanan ketika membawa uang cash dalam jumlah banyak. Risiko ilang, dicopet atau risiko kejahatan lainnya bisa dimiminalisir dengan menggunakan uang digital seperti GoPay. Nggak cuma itu, saya sendiri sebagai milenial merasa lebih praktis untuk menggunakan uang digital daripada harus bayar pakai uang cash. Alasan utamanya buat saya: praktis. Tinggal scan barcode, transaksi lancar jaya. Nggak harus bawa duit segepok di dalam dompet.
Inovasi yang dilakuin JNE ini boleh dibilang sebagai dukungan untuk menuju cashless atau digital payment. Lha, iya, dong, hari gini semua, kan, udah serba digital. Pemakaian GoPay ini udah bisa diterima di seluruh pelosok Indonesia, lho! Jadi, kalau mau kirim barang dari wilayah atau provinsi mana pun tinggal pakai HP.
Nggak cuma itu, lho, Gaes. Dengan menggunakan sistem pembayaran cashless, berarti kita turut mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia. Mitra usaha GoPay ini udah mencapai 420.000 di mana Sembilan puluh persennya adalah UMKM.
Keuntungan lainnya dengan menggunakan GoPay ini adalah cashback. Iya, siapa, sih, yang enggak suka cashback?
Cerita dari Pelaku UMKM
Dalam event kerja sama antara JNE dengan GoPay juga banyak cerita yang menginspirasi. Salah satunya adalah pelaku bisnis mitra JNE, Cutton Ink. Sebagai pelaku bisnis, Cutton Ink turut terbantu dengan adanya kerja sama antara JNE dengan GoPay ini. Cutton Ink adalah label usaha pakaian ready to wear yang diinisiasi oleh Ria Sarwono dengan salah satu temannya.
Dalam melakukan usahanya, Cutton Ink menggunakan jasa JNE untuk mempermudah distribusi dan pengiriman barang ke seluruh pelosok Indonesia. Cutton Ink pun turut terbantu karena konsumennya juga bisa membayar melalui GoPay. Ibarat pepatah: sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui alias sekali bayar pakai GoPay, konsumen bisa sekaligus membayar biaya pengirimannya juga. Praktis, kan?
Fakta Pertumbuhan Bisnis Logistik
Seiring membludaknya ekonomi digital yang dijalankan oleh pedagang online di Indonesia, pertumbuhan bisnis logistic turut meningkat. Maklumlah, ya, Indonesia kan negara kepulauan. Infrastruktur antardaerah turut memengaruhi pertumbuhan bisnis logistic. Orang lebih suka belanja online daripada harus datang sendiri ke pusat perbelanjaan. Apalagi kalau harus beli barang ke wilayah yang susah transportasinya. Tinggal klik di layar HP, selanjutnya nunggu barang diantar sama kurir JNE.
Fakta ini yang membuat bisnis logistic tumbuh 14,7 persen dengan jumlah pengiriman paket mencapai 800 ribu barang pada tahun 2017 lalu.
Dengan adanya fitur GoPay di semua kantor JNE, semakin memudahkan pelanggan untuk bertransaksi. Imbasnya, ya, itu tadi. Pemerataan ekonomi jadi semakin meluas dan UMKM pun bisa semakin terbiasa memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan bisnisnya.
Jadi, piye? Lupa bawa uang buat bayar JNE, kini bisa ‘sak deg sak nyet’ pakai GoPay.