Sebagai orang yang berkecimpung di dunia ekonomi syariah, saya merasa senang karena tahun ini ada gelaran Indonesia Muslim Lifestyle Festival. Festival kali ini mengangkat Pameran Industri Syariah & Halal Suguhkan Gaya Hidup Halal yang Komprehensif. Well, mungkin nggak banyak yang tau kalau selama ini saya berkecimpung di dunia perbankan syariah. Iya, selama kurang lebih dua belas tahun saya nyemplung di dunia perbankan syariah.
Selama itu pula saya turut mengikuti perkembangan industri halal, keuangan, dan perbankan syariah. Sebelum akhirnya meloncat ke bidang lain meskipun nggak jauh-jauh dari ekonomi syariah dan basic saya bukan berasal dari ekonomi syariah.
Saya turut senang karena sekarang industri halal dan industri keuangan syariah berkembang pesat selama dua dekade ini. Nggak main-main, lho, industri halal dan keuangan syariah ini sudah menjadi arus utama ekonomi dunia. Bahkan, pemainnya pun nggak cuma dari negara yang memiliki penduduk mayoritas Muslim. Justru negara-negara seperti Inggris, Jepang, Korea, Thailand.
Saya tau negara-negara non-Muslim tersebut berlomba-lomba untuk menjadi pionir atau lokomotif industri halal dan keuangan syariah dunia. Inggris misalnya, selama ini dia berusaha memperkuat posisinya untuk menjadi kiblat keuangan syariah di dunia barat. Sementara Thailand juga memiliki visi dan berlomba-lomba membranding dirinya sebagai ‘Dapur halal Asia’.
Di sebelah Thailand ada negara tetangganya: Korea Selatan yang juga nggak mau kalah berebut ‘kue ekonomi industri halal’ dengan visinya sebagai produsen kosmetik halal. Negeri Ginseng ini mengembangkan pabrik untuk pembuatan material kosmetik halal. Bahkan, saya pernah mewawancarai salah satu ekonom syariah dari Baznas, Bapak Irfan Syauqi Beik saat diundang untuk menjadi pembicara dalam sebuah acara di Korsel.
Pemerintah Korsel serius menggarap pasar wisatawan Indonesia yang memang mayoritas Muslim. Misalnya dengan menyebarkan brosur petunjuk lokasi restoran-restoran halal, baik yang sudah disertifikasi oleh KMF (Korean Muslim Federation) maupun yang “self-claim” halal dengan versi bahasa Indonesia.
So, gimana dengan Indonesia?
Dari data yang dilansir oleh Global Islamic Economy Report, nilai aset keuangan syariah global pada 2016 mencapai 2,2 triliun dolar AS, tumbuh 10 persen dari 2015 yang sebesar 2 triliun dolar AS dan diperkirakan akan bertambah menjadi 3,8 triliun dolar AS pada 2022.
Jumlah ini nggak main-main, lho! Makanya nggak heran negara-negara yang non-Muslim pun berlomba-lomba mengambil ceruk pertumbuhan ekonomi halal ini. Sementara Indonesia sendiri dari menempati peringkat 10 dari 15 negara dalam bidang ekonomi syariah. Posisi ini masih kalah sama negara tetangga kita, lho, Malaysia.
Nah, kalau udah gini, kita baru merasa ‘panas’. Merasa tersaingi. Mosok negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia cuma menempati urutan ke-10. Makanya, ketika saya mendengar adanya gelaran Indonesia Muslim Lifestyle Festival, saya turut senang. Ajang ini wajib banget kita dukung biar bisa membuktikan kalau kita juga serius menggarap pasar ekonomi halal. Nggak setengah-setengah alias nanggung.
Mengapa? Apa alasannya?
Gini, lho, saat ini, ekonomi halal tuh lagi jadi primadona, ibarat bunga: ‘sedang mekar-mekarnya’, bukan lagi kembang kampung tapi udah jadi kembang dunia. Nggak cuma negara-negara Muslim yang berebut, negara-negara non-Muslim pun ramai-ramai merebutkannya. Mosok kita yang terbesar potensinya cuma jadi penonton. Cuma melongo di tengah lapangan. Kan, sayang. Aduh! Jangan cuma bilang sayang, deh, nanti malah baper. Krik, krik … 😀
Dari beragam segi, Indonesia ini potensinya luar biasa banget. Misal industri fesyen. Liat, deh, ada Dian Pelangi yang ngehits banget seantereo jagad. Itu baru dari satu industri fesyen, belum lagi kulinernya yang beragam dari Sabang sampai Marauke. Nah, kalau potensi-potensi ini nggak kita dukung, ya, udah. Akhirnya kita akan menjadi penonton aja.
Sebagai generasi milenial, rasanya saya wajib banget ikut memeriahkan event Indonesia Muslim Lifestyle Festival. Pameran ini akan menampilkan produk-produk halal dari delapan sektor seperti sekolah berbasis Islam, modest fashion, halal food, halal travel, sharia property, halal cosmetic, halal media dan startup berbasis syariah.
Event ini akan berlangsung selama kurang lebih tiga hari mulai dari tanggal 30 Agustus sampai dengan 1 September 2019, dan digadang-gadang bakalan menjadi event pameran industri dan gaya hidup halal terbesar dan terlengkap di Indonesia. Lokasinya juga strategis banget di kawasan JCC, Senayan, Jakarta. Event ini menyediakan 300 stand dengan luas area 13ribu meter persegi.
Saking lengkapnya, Indonesia Muslim Lifestyle Festival akan menggabungkan aspek industri halal seperti kuliner halal, kosmetik halal dan sejenisnya, dengan dukungan industri keuangan syariah seperti perbankan dan perusahaan fintek seperti OVO.
Buat muslimah yang pengin hadir, bisa bergabung dalam kegiatan hijabbers gathering yang akan mengupas tuntas soal karya dan kreativitas muslimah dalam menghidupkan gaya hidup halal. Nggak cuma buat anak muda, dalam pameran ini, orangtua juga akan dikenalkan dengan beragam pendidikan Islam yang berorientasi global.
Sebagai pameran yang mengusung konsep ‘one stop service’, Pameran Industri Syariah dan Halal akan memanjakan pengunjung dengan beragam racikan kuliner halal yang sudah mendapatkan sertifikasi kompetensi food handler. Nggak cuma itu, kok, dalam pameran ini beberapa perusahaan Muslim juga membuka ‘job fair’. Mayan, kan, buat kalian para job seeker.
So, jangan ketinggalan, ya, ayo dukung terus perkembangan industri dan ekonomi halal Indonesia supaya terus maju dan memimpin ekonomi dunia.