Saya tuh, seneng banget kalau dengar banyak anak muda Indonesia yang berprestasi dan inspiratif. Seperti yang belum lama ini saya tau dari acara Cititalks. Di acara ini banyak narasumber milenial yang nggak pelit berbagi ilmu dan insight baru dalam menjalankan bisnis kreatif. Yes, hari gini, bisnis kreatif itu menjadi salah satu penyokong tumbuhnya ekonomi Indonesia yang paling ngehits.
Contohnya nih, ya, Mas Gibran yang berhasil menjalankan bisnis e-fishery. Bagi sebagian besar pengelola budidaya ikan, pasti paham bahwa pakan ikan merupakan faktor utama untuk kelangsungan bisnis. Nggak tanggung-tanggung, lho, belanja pakan ini mencapai 80 persen dari total produksi. Kalau nggak cermat dan ati-ati bisa tekor.
Pengelolaan budidaya ikan ini harus efektif dan efisien. Petambak nggak boleh abai kalau nggak mau rugi. Selain itu, komposisi, bentuk makanan, serta banyaknya pemberian pakan harus diteliti oleh petambak untuk mendapatkan formula yang tepat. Pencatatan juga harus dilakukan secara teliti. Kalau asal-asalan dan tidak cermat bisa berujung ke masalah finansial. Peluang inilah yang ditangkap Mas Gibran untuk menjalankan bisnis e-fishery.
Saat ini, kebanyakan mesin dan sistem pengelolaan pakan ikan banyak yang berasal dari luar negeri. Utamanya dari Taiwan dan Thailand. Nah, e-fishery yang ditawarkan Mas Gibran ini punya banyak keunggulan daripada mesin impor. E-fishery yang dikembangkan Mas Gibran nggak cuma melakukan pemberian pakan berdasarkan timer, tetapi juga memiliki sensor nafsu makan ikan dan bisa terhubung ke jaringan internet. Keren, ya, e-fishery buatan anak negeri yang satu ini.
Oya, selain e-fishery yang dikembangkannya, Mas Gibran ini juga punya usaha kolam lele. Dari yang awalnya hanya satu kolam, kini Mas Gibran sudah punya 75 kolam lele. Salut, deh!
Selain Mas Gibran, narasumber inspiratif lain yang juga mengisi acara Cititalks adalah Mas Hafiz. Beliau ini berasal dari keluarga petani di daerah Kendal. Mas Hafiz melihat luasnya perkebunan cengkih yang ada di sekitar tempat tinggalnya, ia pun mendapat ide kreatif untuk membuat penyulingan ekstrak minyak atsiri dari ekstrak daun cengkih.
Bahan baku yang berupa daun cengkih tersedia melimpah. Tadinya daun-daun cengkih ini hanya jadi sampah dan dibuang begitu saja. Petani cengkih pun menikmati nilai ekonomis dari daun cengkih yang mereka miliki. Mas Hafiz ini super inspiratif menurut saya. Karena, selain bisa mengolah limbah sampah menjadi minyak, manfaatnya pun bisa dirasakan oleh masyarakat dan meningkatkan pendapatan.
Pada awalnya penghasilan yang diperoleh warga di daerahnya hanya sekitar enam ratus ribu per bulan. Kini, dengan adanya usaha penyulingan minyak atsiri yang dikelola Mas Hafiz, pendapatan warga di sekitar rumahnya meningkat hingga empat juta rupiah per bulan. Hebat, kan?
Komoditas daun cengkih yang diekstrak menjadi minya atsiri ini udah merambah pasar ekspor, lho. Banyak perusahaan besar dari Eropa yang memesan khusus minyak atsiri buatan Mas Hafiz. Produk essential oil ini sudah berkembang pesat dan banyak digunakan oleh perusahaan kosmetik. Bahkan, Mas Hafiz merasa kewalahan memenuhi permintaan pasar. Selain diekspor, minyak buatannya juga dijual di marketplace terkemuka. Mas Hafiz juga mengembangkan beragam essential oil yang nggak hanya berasal dari daun cengkih. Saat ini, jumlahnya sudah mencapai dua puluh jenis.
Nah, selain dua narasumber laki-laki yang inspiratif tadi, ada satu narasumber perempuan yang nggak kalah kerennya di acara Cititalks. Dia adalah Mbak Stefani, founder Tinung Rambu dan seorang pengusaha muda yang membina ibu-ibu rumah tangga perajin kain tenun di NTT .
Awalnya, Mbak Stefani mendapatkan ide untuk menjalankan bisnis Tinung Rambu setelah pulang dari Jepang dan menyelesaikan studi Ph.D-nya. Ia aktif berkeliling Nusantara untuk melakukan riset dan kembali menemukan passionnya dalam lembaran kain atau wastra Nusantara.
Sosok-sosok muda milenial yang inspiratif tadi, banyak memberikan insight baru bagi saya untuk terus berkarya.
Citibank Indonesia Dukung Generasi Muda dengan Salurkan Dana Hibah USD 695.000
Selain menghadirkan tiga narasumber muda yang inspiratif tadi, acara Cititalks yang diinisiasi Citibank Indonesia ini, turut mendukung pemberdayaan ekonomi bagi generasi muda, dengan beragam program edukasi dan literasi finansial.
Salah satunya, Citibank Indonesia melalui program Citi Peka (Peduli dan Berkarya) yang merupakan wadah bagi seluruh kegiatan program Corporate Social Responsibility (CSR), menyerahkan dana hibah sebesar USD 695.000. ya, kalau dirupiahkan nilainya sekitar Rp9,7milyar. Gede banget, kan?
Tiga mitra utama yang dipilih oleh Citi Foundation adalah United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), Prestasi Junior Indonesia, dan Indonesia Bussiness Link. Mitra-mitra terpilih ini bebas melakukan berbagai kegiatan program sosial kemasyarakatan dari Citi Indonesia. Utamanya sih, kegiatan yang memiliki fokus bagi generasi muda untuk mengembangkan kewirausahaan.
Iyalah, kan memang saat ini Indonesia sedang menikmati bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia muda dan produktif jauh lebih banyak daripada yang sudah nonproduktif. Alasan lainnya adalah berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di usia 15-24 tahun di Indonesia cukup tinggi dan mendominasi jumlah keseluruhan pengangguran yang ada. Kalau dirata-rata jumlahnya mencapai 18,62 persen.
Penyerahan dana hibah beberapa waktu lalu diberikan langsung oleh CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi dan Director, Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia Elvera N. Makki atau yang biasa dikenal dengan Vera Makki.
Acara Cititalks yang digelar di Ballroom Ritz Carlton beberapa waktu lalu, menurut saya patut dicontoh oleh perusahaan-perusahaan lain dalam memberikan edukasi dan literasi bagi generasi muda.
Harapan saya ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Pak Batara “Kami berharap, dengan berbagai program kewirausahaan muda dan penguatan keahlian bagi kaum muda, semakin banyak yang mampu mencapai potensi tertinggi mereka, dalam hal peningkatan peluang ketenagakerjaan dan juga keahlian kewirausahaan yang dimiliki, sehingga mampu berkontribusi bagi perkembangan ekonomi Indonesia baik lokal maupun secara nasional. Hal ini selaras dengan aspirasi pemerintah Republik Indonesia untuk memajukan tanah air dan dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals.” Demikian ungkap Pak Batara.
Wah, semoga ya, Pak, Citibank Indonesia semakin maju dan inspiratif.