“Beware of little expenses; a small leak will sink a great ship.”~Benjamin Franklin~ Kamu tertohok dengan kutipan di atas? Jika, iya, mari lanjutkan membaca tulisan yang terinspirasi dari Astra Financial.
Perencanaan keuangan yang kurang baik adalah sebuah mimpi buruk. Sayangnya, banyak orang yang mengabaikannya. Abai terhadap perencanaan keuangan bisa menjadi sebuah penyesalan saat menjadi kenyataan.
Banyak faktor yang membuat pengelolaan keuangan menjadi berantakan. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya edukasi tentang perencanaan keuangan itu sendiri. Kebiasaan buruk dalam mengelola keuangan yang diperoleh secara turun-temurun, bisa menyebabkan seseorang yang telah bekerja bertahun-tahun, tak memiliki aset yang bisa “dibanggakan”, seperti rumah, kendaraan, maupun aset investasi seperti deposito, reksa dana, saham dan sejenisnya.
Kondisi seperti ini bisa semakin parah bila orang yang tidak memiliki perencanaan keuangan yang baik dihadapkan dengan kondisi darurat. Misalnya, saat keluarga sakit atau mendapat musibah. Orang yang tidak memiliki perencanaan keuangan akan mengandalkan pinjaman dari sana-sini. Misalnya, dengan mengandalkan pinjol dengan bunga yang sangat besar. Manajemen utang yang buruk akan menjadi bumerang jika tidak memiliki perencanaan yang baik.
Tak mau, kan, kamu seperti itu juga? Saya harap, sih, tidak.
Baca juga:
Jangan Cuma Berprinsip YOLO, Asuransi Astra Ajarkan Milenial Melek Finansial
Akibat Fatal dari Perencanaan Keuangan yang Buruk
Saya punya pengalaman kurang menyenangkan terkait buruknya perencanaan keuangan ini. Tidak hanya satu. Saking banyaknya, saya akan menceritakan beberapa saja.
Pertama, saat baru lulus kuliah. Salah satu teman dekat saya harus menjalani rawat inap karena didiagnosa penyakit kanker oleh dokter. Ia harus menjalani rawat inap selama berbulan-bulan di rumah sakit. Saya beberapa kali menjenguknya. Rasanya tak tega setiap melihatnya mengerang kesakitan.
Keluarga teman dekat saya tersebut tak memiliki persiapan. Orang tuanya terpaksa mencari pinjaman ke sana-sini untuk melunasi biaya rumah sakit.
Cerita kedua, teman jauh saya sendiri. Teman jauh saya tersebut terkena maag akut. Ia pun masuk rumah sakit dan menghabiskan biaya 20 juta lebih. Tentu nominal tersebut bisa menguras tabungan yang sudah terkumpul.
Selanjutnya, saat saya sudah bekerja dengan gaji yang lebih dari cukup. Seorang teman dari masa kecil menghubungi saya. Ia perlu membayar utang yang sudah jatuh tempo. Sebulan sebelumnya, orang tuanya meninggal dunia.
Sistem gali lubang tutup lubang.
Fenomena ini sangat berbahaya. Terbukti tak menyelesaikan masalah. Justru menimbulkan masalah baru.
Terakhir, ini cerita yang menurut saya cukup miris. Pada suatu waktu, satu teman kuliah mengirimi chat via WA ke saya. Dia mencari pinjaman uang untuk sepupunya yang istrinya mau lahiran dan harus operasi caesar.
Sempat saya bertanya pada teman saya. Apa sepupumu tidak mempersiapkan biaya lahiran istrinya? Lalu jawab teman saya. Iya, sepupu saya tak menyangka kalau istrianya harus sampai operasi.
Seketika saya langsung menarik napas panjang. Kepala saya rasanya berat.
Bagaimana ini bisa terjadi? Kok, bisa?
Sudah tahu istri hamil. Kenapa tidak membuat perencanaan keuangan untuk biaya lahiran sang istri? Serta kenapa tak mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk?
Ini baru urusan lahiran, loh. Terus bagaimana dengan biaya hidup dan pendidikan anak nantinya?
Maaf, izinkan saya menggunakan kalimat yang mungkin terdengar sedikit kasar. Ternyata benar, banyak orang senang membuat anak, tapi tak pernah benar-benar siap memiliki anak.
Tapi, ya, mari jadikan semua ini pelajaran, untuk kamu dan saya tentunya. Kalau bisa jangan mengulangi kesalahan yang sama.
Penyebab Buruknya Perencanaan Keuangan Harian
Saya pernah membaca sebuah jurnal berjudul Pentingnya Literasi Keuangan Bagi Pengelolaan Keuangan Pribadi. Pembuat jurnal ini adalah Amanita Novi Yushita. Salah satu dosen di Universitas Negeri Yogyakarta Jurusan Pendidikan Akuntansi.
Melalui jurnal ini, saya jadi tahu. Kesulitan keuangan itu bukan semata-mata terjadi karena rendahnya pendapatan seseorang. Tapi, bisa juga muncul karena missmanagement keuangan. Seperti menyalahgunakan kredit dan tidak memiliki perencanaan keuangan yang tepat.
Tahu apa penyebab missmanagement keuangan? Tingkat literasi finansial yang masih rendah. Secara angka, tingkat melek literasi finansial di Indonesia pada tahun 2020 mengalami peningkatan dibandingka tahun 2013. Dari 21 persen menjadi 40 persen. Tapi, angka ini, menurut saya masih rendah.
Jadi, saya berharap. Siapa pun kamu yang membaca tulisan saya ini mau dan sadar untuk meningkatkan literasi finansial secara mandiri.
Kenapa?
Karena tingkat literasi finansial akan membantumu dalam mengelola dan merencanakan keuanganmu ke arah yang lebih baik. Di mana kondisi keuangan yang baik juga akan berpengaruh pada taraf kehidupanmu.
Berani Memperbaiki Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan merupakan hal dasar yang harus dilakukan oleh semua orang, agar memiliki masa depan keuangan yang baik dan stabil.
Ada 8 aspek penting terkait perencanaan keuangan. Di mana kesemuanya saling terhubung satu sama lain. Mari kita mulai dengan hal-hal berikut ini:
Perencanaan Budget
Aspek pertama yaitu perencanaan budget. Dimulai dengan menentukan posisi keuangan. Setiap pendapatan dan pengeluaran harus dicatat secara detail. Baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Penyimpanan Uang
Setiap orang perlu menyimpan uang untuk memenuhi tujuan finansial yang lebih besar. Misal untuk membeli kendaran, hunian, biaya pendidikan anak, dan dana pensiun.
Teknik menyimpan uang bukan dengan menabungkan uang yang tersisa. Tapi perlu dianggarkan setiap bulan denga nominal yang pasti.
Perlindungan Diri (Asuransi)
Dalam hidup ini, banyak hal-hal tak terduga bisa terjadi. Biasanya itu akan menguras tabungan dan akan membuat kondisi keuangan carut marut seketika.
Karena itu, langkah perlindungan diri sangat diperlukan. Salah satunya dengan mengambil asuransi yang sesuai dengan kebutuhan.
Menambah Pemasukan dengan Investasi
Mengandalkan gaji bulanan saja tak cukup jika seseorang punya tujuan keuangan yang besar. Makanya kamu perlu menambah pemasukan di luar gaji. Misal berinvestasi atau menjajal peluang usaha baru.
Penggunaan Kredit dengan Tepat
Kredit itu punya banyak manfaat asal penggunaannya tepat dan berbatas. Bukan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif yang dibuat-buat secara terus menerus. Tapi untuk mendukung aktifitas harian. Seperti memiliki kendaraan agar mobilitas lebih lancar.
Persiapan Hari Tua dengan Dana Pensiun
Semua orang punya limit umur masa produktif. Karena itu penting untuk menyisihkan pendapatan untuk masa tua. Hal yang bisa dilakukan yaitu menabung atau mengikuti asuransi pensiun.
Pengelolaan Pajak
Pengeluaran untuk pajak harus masuk dalam perencanaan budget. Terutama bagi yang sudah punya rumah dan kendaraan. Kalau tidak, nanti biayanya bisa bengkak di belakang kalau mengalami keterlambatan.
Evaluasi
Banyak orang lupa untuk mengevaluasi perencanaan keuangan yang telah dilakukan. Padahal ini merupakan aspek yang sangat penting.
Evaluasi setiap bulan atau tiga bulan sekali bisa memberikan gambaran untuk pengambilan keputusan selanjutnya. Sehingga, perencanaan keuangan terus membaik dari waktu ke waktu.
Merencanakan Masa Depan Keuangan Bersama Astra Financial
Dari dulu, saya adalah orang yang concern soal perencanaa keuangan ini. Saya selalu memikirkan bagaimana kondisi keuangan saya di masa depan nanti. Apakah akan baik-baik saja atau malah sebaliknya?
Sampai akhirnya saya bertemu banyak fakta seperti yang saya ceritakan sebelumnya. Melalui beragam pengalaman di dunia perbankan-tempat saya dulu bekerja–saya tak ingin menjadi bagian dari orang-orang yang salah mengambil langkah. Penting untuk merencanakan masa depan keuangan sedini mungkin.
Merencanakan masa depan keuangan bukanlah hal sulit untuk sekarang ini. Kamu bisa menjadikan Astra Financial sebagai mitra terbaikmu. Ada banyak alasan mengapa Astra Financial layak untuk menjadi bagian dari manajemen keuangan kita. Berikut ini beberapa alasannya:
Astra Financial, Divisi Bisnis dari PT Astra International
Nama PT Astra International sudah sangat familiar di kancah perusahaan dagang. Berdiri sejak tahun 1957 dan sekarang sudah masuk dalam jajaran perusahaan berskala internasional.
Perusahaan ini memiliki banyak divisi bisnis, salah satunya yakni Astra Financial. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau layanan finansial.
Bermula pada tahun 1983. PT Astra International menjadi pemegang saham mayoritas dari PT. Maskapai Asuransi Astra Buana. Bersamaan dengan hal tersebut, berdirilah PT. Raharja Sedaya. Keduanya menjadi cikal bakal terbentuknya Astra Financial.
Astra Life, Layanan dari Astra Financial untuk Perlindungan Diri
Astra Financial mengelola lima lembaga layanan keuangan yang terkait dengan asuransi, pembiayaan, serta persiapan dana masa tua. Lima lembaga ini membawahi sekitar 12 entitas bisnis.
Tahu FIFGroup? Mau Cash? Astra Pay? Atau Astra Life?
Ini adalah beberapa contoh entitas bisnis yang dimiliki oleh Astra Financial.
Tapi kalini ini, saya mau fokus membahas Astra Life saja. Sebab, ini adalah perusahaan yang bisa kamu jadikan mitra dalam upaya perlindungan diri saat menghadapi musibah tak terduga. Misal dari sakit atau kecelakaan.
Buat orang (mungkin termasuk kamu) yang tidak pernah membuat perencanaan keuangan. Asuransi jiwa adalah aspek perencanaan keuangan paling penting yang harus kamu utamakan.
Astra life (PT Asuransi Jiwa Astra ) berdiri sejak 2014 silam. Perusahaan ini terus berkembang dan memiliki berbagai produk asuransi baik untuk perusahaan/kelompok maupun perorangan.
Produk untuk individu berupa: Asuransi jiwa, Asuransi perlindungan kesehatan, Asuransi perlindungan kecelakanan, Asuransi jiwa yang berkaitan dengan investasi, dan Asuransi Jiwa Syariah. Sedangkan produk untuk perusahaan berupa program kesejahteraan karyawan serta dana pensiun.
Data tahun 2019 akhir menunjukkan bahwa Astra Life sudah meloloskan klaim para nasabahnya sebesar 549 miliar rupiah lebih. Total aset yang dimiliki tercatat senilai 5,90 miliar rupiah. Wow, angka yang sangat fantastis bukan?
Moxa: Aplikasi Pintar Keuangan dari Astra Financial
Satu lagi entitas bisnis dari Astra Financial yang ingin saya bahas. Yaitu Moxa Super App. Aplikasi mobile keuangan yang memberikan kemudahan bagi penggunanya dalam memenuhi berbagai kebutuhan finansial.
Saya setuju sekali dengan sebutan Moxa Super App. Bayangkan saja, hanya dalam satu aplikasi, kamu bisa mengakses berbagai produk keuangan dari Astra Financial yang sangat kamu butuhkan.
Melalui aplikasi ini kamu bia mengajukan kredit kendaraan baru dan kredit travel untuk liburanmu. Kamu juga bisa mengajukan pembiyaan umrah, pinjaman beli gawai tanpa agunan, serta pinjaman modal usaha. Mau mengajukan asuransi jiwa untuk perlindungan diri dan keluarga juga bisa.
Aplikasi ini dikembangkan dengan desain user-centric dan user friendly. Sehingga pengguna bisa memahami setiap fitur yang ada dengan mudah.
Saran saya, segera install aplikasi Moxa di androidmu untuk bisa mempelajari semua produk secara lebih mendalam. Namun sebelumnya, pastikan kamu memiliki android versi 8.0 atau di atasnya, ya!
Menyambut Masa Depan yang Lebih Baik Bersama Astra Financial
Berapa banyak masalah yang timbul lantaran perencanaan keuangan yang kurang baik? Cukup banyak bukan? Saya sendiri juga pernah mengalaminya.
Mulai sekarang, mari bersama-sama melakukan perbaikan. Buatlah perencanaan budget meliputi pencatatan pendapatan dan pengeluaran serta tujuan-tujuan masa depan.
Selanjutnya, cobalah memilih berbagai produk keuangan yang berguna untuk masa depanmu. Misal asuransi jiwa sebagai upaya perlindungan diri dan keluarga dari musibah-musibah tak terduga. Terkait asuransi jiwan ini, kamu bisa memilih Astra Life dari Astra Finance sebagai mitra.
Ingat, perencanaan keuangan yang baik merupakan jalan untuk meraih keuangan masa depan yang stabil.
Referensi Pendukung :
E-book 9 Cara Cerdas Mengelola Keuangan
Kontan.co.id
https://media.neliti.com
Astra Financial