“Kerjakan dahulu apa-apa yang diperintahkan Tuhan, maka apa yang kamu minta akan diberikan-Nya dan tepat pada waktunya” – Hui Chandra Fireta
Sore itu, sambil menyeruput secangkir teh hangat, saya membaca bukunya Kang Maman yang berjudul “Bahagia Bersama”. Saat membaca judulnya, saya sudah membayangkan betapa buku ini akan memberikan energi positif bagi pembacanya. Buku apik ini hasil kolaborasi antara Kang Maman sebagai penulis dan Mice sebagai illustrator. Dua nama hebat ini didukung penuh oleh JNE untuk menerbitkan karya masterpiece ini.
Buku “Bahagia Bersama” yang ada di tangan saya ini terinspirasi dari perusahaan ekspedisi JNE yang selalu menggaungkan tagline ‘Connecting Happiness’. Melalui buku ini, Kang Maman sendiri berharap bisa menularkan prinsip dan nilai-nilai positif kepada para pembaca.
Saya sendiri biasanya tidak pernah tertarik dengan buku-buku yang memang di-endorse perusahaan untuk menaikkan citranya. Tapi, buku “Bahagia Bersama” ini beda. Meski disponsori JNE, Kang Maman dibebaskan untuk menulis sesuai dengan pemikirannya. JNE sama sekali tidak ikut campur maupun men-drive Kang Maman untuk menulis sesuai permintaan perusahaan. Ini poin penting yang saya suka dari buku ini.
Saya juga yakin kok, untuk penulis sekelas Kang Maman yang memang memiliki kredibilitas tinggi dan kecakapan dalam menulis buku, tidak serta merta gegabah menerima order penulisan buku jika memang tidak sesuai dengan idealismenya.
Banyak yang nggak tau bahwa untuk menulis buku “Bahagia Bersama” ini, Kang Maman membutuhkan waktu sekitar dua tahun. Bukan waktu yang singkat untuk menghasilkan buku yang berkualitas.
Buku setebal 188 halaman ini dibanderol dengan harga Rp 140.000. Meski harganya cukup mahal bila dibandingkan dengan buku lain yang memiliki ketebalan yang sama (atau lebih), buat saya tidak masalah jika memang isinya berbobot. Prinsip “ada rupa, ada harga” memang nggak bisa bohong. Terlebih, buku ini semakin menarik karena dilengkapi ilustrasi berwarna dari illustrator ternama di Indonesia.
Worth it-lah! Baca juga: Halalbihalal JNE, Tradisi Berbagi Kebahagiaan untuk Pelanggan
Tiga Merangkai Hati Ala Buku Bahagia Bersama: Berbagi, Memberi, Menyantuni
Apa yang menarik dari buku “Bahagia Bersama” ini? Banyak. Berbagi, memberi, dan menyantuni, pasti kita sering mendengar tiga kata ini. Singkat dan sederhana, tapi jika diulang dan diaplikasikan setiap hari, maka hasilnya akan memberikan keajaiban yang luar biasa. Tiga ‘kata kunci’ ini menjadi highlight dalam buku “Bahagia Bersama”.
Connecting happiness – seperti tagline JNE – bisa dimaknai menghubungkan atau mengantarkan kebahagiaan satu sama lain. Untuk mengantarkan kebahagiaan ini tentunya membutuhkan akar yang kuat. Kekuatan akar tersebut bisa dengan saling berbagi, memberi, dan menyantuni. Salah satu contoh menarik dari buku ini adalah cerita tentang bagaimana perusahaan sekelas JNE tetap mengupayakan prinsip untuk selalu berbagi.
Prinsip berbagi ini tidak hanya dilakukan oleh JNE, tetapi juga oleh mitra-mitra atau agen JNE. Misalnya dengan mengeluarkan zakat. Prinsip yang selalu dipegang JNE: berbisnis tidak boleh melupakan ajaran agama, agar berkah selalu diraih.
Semua orang pasti tau bahwa kewajiban berzakat adalah ajaran Islam. Meski demikian, JNE tidak pernah melupakan orang-orang yang tidak mampu yang menganut agama berbeda. Prinsip berbagi, memberi, dan menyantuni tidak dilupakan hanya karena perbedaan keyakinan. Hitungan jumlah zakat yang disalurkan untuk orang-orang yang berhak sesuai dengan ajaran agama Islam tidak dikurangi.
Setiap kali JNE mengeluarkan zakat, misalnya satu miliar rupiah, jumlah ini akan ditambah sepuluh persen menjadi 1,1 miliar. Selisih lebih sebesar seratus juta rupiah disalurkan untuk anak-anak yatim piatu, fakir miskin, dan orang-orang yang tidak mampu tetapi non-muslim.
Saya mbrebes mili saat membaca cerita JNE ini. Betapa kekuatan berbagi, memberi, dan menyantuni tidak terbatas pada kesamaan keyakinan.
Menariknya lagi, penyaluran zakat yang dilakukan oleh JNE ini dilakukan oleh ‘tangan-tangan’ karyawannya. Setiap kali Idulfitri tiba, jajaran manajerial JNE diititipi dana zakat untuk disalurkan bagi mereka yang berhak menerima.
Tiga kata tersebut menekankan bahwa dengan berbagi tidak akan mengurangi. Berbagi tidak harus menunggu kaya, dan tidak harus memandang perbedaan keyakikan. Spirit berbagi yang dilakukan JNE yang dituliskan melalui buku ini memang tak bisa dilepaskan dari Bapak Haji Soeprapto Suparno, pendirinya.
Dalam membangun bisnis ekspedisi hingga sebesar sekarang, almarhum Bapak Soeprapto terinspirasi dari ayat Al-Quran Surat Al Ma’un Al Baqarah ayat 261.
Jadi, Apakah Buku “Bahagia Bersama” Ini Benar-benar Inspiratif bagi Pembacanya?
Buku ‘Bahagia Bersama’ ditulis oleh Kang Maman berdasarkan kisah nyata tentang berbagi yang kemudian membawa perubahan besar, khususnya yang berada di dalam atau terhubung dengan JNE.
Setelah membaca keseluruhan isi ini, menurut saya pribadi, buku ini benar-benar berbeda dengan buku inspirasi atau motivasi pada umumnya. Cerita-cerita dalam buku ini dikemas dengan sangat ringan, mudah dicerna, dan sangat menggugah. Apalagi dilengkapi dengan ilustrasi berwarna yang sangat menarik.
Buku ini layak dibaca oleh siapa saja. Buat yang kurang suka dengan buku yang isinya hanya teks saja, pastinya buku ini akan membuat pembacanya berimajinasi dengan suguhan gambarnya.
Memang, jika dilihat sepintas desain cover buku ini lebih mirip buku komik. Menurut saya tidak ada salahnya. Karena cerita yang disampaikan memang sederhana tapi sangat menyentuh. Dengan menggabungkan konsep antara buku cerita inspiratif dengan kartun berwarna, membuat saya jadi tidak bosan untuk membaca.
Terakhir, saya tuliskan salah satu kutipan favorit saya Direktur Utama JNE, Mohamad Feriadi dalam buku ini: “Karyawan bukan bekerja untuk saya, tetapi bekerja bersama saya untuk mewujudkan mimpi bersama”.
Buku “Bahagia Bersama” sudah bisa dibeli secara offline di toko buku Gramedia dan juga secara online melalui website gramedia.com serta toko resmi JNE di Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak.
Selamat membaca!