Setiap pasangan yang sudah menikah, pada umumnya ingin segera mempunyai momongan. Namun, karena beragam masalah kesehatan, banyak pasangan yang belum bisa memilikinya. Ini sedikit cerita tentang pasangan yang memiliki momongan melalui prosedur bayi tabung bersama dokter Indra Anwar. Cerita ini bisa menjadi inspirasi bagi pasangan yang ingin segera memperoleh buah hati.
Pengalaman yang saya tulis ini, diceritakan langsung oleh seorang pasien yang berhasil menjalani program bayi tabung setelah 13 tahun menikah. Cerita ini membuktikan bahwa teknologi dunia kedokteran semakin maju. Kuncinya adalah sabar, tidak menyerah, mengikuti semua saran, serta memilih dokter yang tepat.
Baca juga: 8 TAHUN MENIKAH TANPA ANAK, AKHIRNYA BERTEMU INDRA ANWAR, DOKTER SPESIALIS KANDUNGAN DI JAKARTA
Program Bayi Tabung Bersama Dokter Indra Anwar di Morula IVF
Program bayi tabung memang tidak menjanjikan keberhasilan seratus persen. Namun, dengan semakin canggihnya teknologi, prosedur ini terbukti banyak membantu pasangan untuk mendapatkan keturunan.
Salah satu dokter kandungan yang sukses membantu dalam prosedur bayi tabung adalah dokter Indra Anwar. Beliau ini membuka praktik di Morula IVF, Menteng, Jakarta Pusat. Baru-baru ini, salah satu pasien program bayi tabung yang saat ini sedang menunggu kelahiran anaknya, berbagi cerita dengan saya. Sebut saja namanya Ibu E. Untuk alasan pribadi, saya sengaja menyamarkan namanya.
Ibu E menyampaikan bahwa dirinya menikah pada 2008. Namun, hingga ketiga tahun pernikahannya, ia belum juga hamil. Ibu E terus berikhtiar agar dirinya bisa segera hamil. Ia kemudian berkonsultasi dan melakukan prosedur bayi tabung di sebuah rumah sakit di Jakarta. Sayangnya, usaha pertamanya ini belum membuahkan hasil.
Berikut ini ringkasan cerita hasil percakapan saya dengan Ibu E.
Alasan Memutuskan Prosedur Bayi Tabung
Banyak cara untuk memiliki momongan. Salah satunya melalui prosedur bayi tabung seperti yang dilakukan Ibu E. Ibu E akhirnya kembali melakukan prosedur bayi tabung setelah hampir 13 tahun menikah tapi belum juga mempunyai anak.
“Saya sudah berusaha melakukan prosedur bayi tabung dengan 3 kali inseminasi, tapi gagal. Kita tidak menyerah, saya dan suami saling menguatkan dan berdoa agar Allah memberi keturunan.” tutur Ibu E.
Tindakan yang Ibu E lakukan ini menurutnya keputusan yang tepat. Keputusan ini diambil setelah melalui proses panjang. Prosedur bayi tabung ini sangat bergantung pada kondisi kesehatan suami dan istri. “Beberapa tahun setelah menikah, saya belum mempunyai anak, kemudian saya bertanya pada diri sendiri, apa yang salah? Akhirnya saya mengubah pola hidup dan pola makan.” Lanjut Ibu E.
“Makanan bergizi, menjaga berat badan, menguatkan imunitas dan banyak olahraga. Minum vitamin dan suplemen asam folat secara rutin, serta mengikuti semua saran dokter. Sebelumnya, prosedur awal adalah merubah pola hidup dan mengatur berat badan dan makanan bergizi Vitamin D3, Vitamin E sebagai tahap awal.” Ibu E menambahkan.
“Setelah kontrol, saya mendapat pengarahan dari dokter Indra tentang vitamin apa saja yang kurang. Stimulasi tergantung badan. Jika telur merespon baik tidak perlu banyak suntik stimulasi. Semakin banyak telur, stimulasi banyak. Baru dilakukan ovu. Awalnya tidak ada kendala, tapi ternyata ada kelainan sehingga dilakukan higroskopi.” Ibu E melanjutkan.
Pertimbangan Risiko Program Bayi Tabung
Banyak pasien mempertimbangkan risiko sebelum melakukan program bayi tabung. Sedangkan pasien dokter Indra yang satu ini menuturkan tidak ada pertimbangan khusus.
“Pertimbangan risiko pribadi tidak ada. Percaya semua tahap pada dokter dan tidak terlalu banyak bertanya atau berpendapat atau cerewet.”
“Kekurangan dan risikonya adalah dana karena perlu banyak dan kami bukan dari keluarga berada. Allah mempermudah dan merencanakan dengan baik. Secara medis percaya pada dokter. Risiko medis Alhamdulillah tidak ada,” lanjut Ibu E.
Saat saya tanya sudah berapa kali melakukan program bayi tabung, Ibu E menjawab bahwa sebelum dengan dokter Indra, ia pernah menjalankan program bayi tabung tetapi gagal. Akhirnya ia memutuskan prosedur bayi tabung dengan dokter Indra. “Sempat down karena embrionya tidak berkembang dengan baik sehingga nyaris putus asa. Kemudian setelah 6 hari ada respon.”
Kekhawatiran pasien untuk melakukan bayi tabung adalah risiko dari obat-obatan yang harus dikonsumsi. Pada awalnya, pasien yang satu ini tidak merasakan keluhan apa-apa. Mereka memang tidak mempunyai kelainan. Keduanya sama-sama sehat.
Butuh waktu yang cukup lama untuk memutuskan bayi tabung sampai berhasil. Ibu E bercerita dengan mata berkaca-kaca. Ia menuturkan, 2020 yang lalu dirinya sempat terhalang pandemi Covid19 untuk melakukan prosedur bayi tabung. Selain itu, ibunya baru saja meninggal.
Selama setahun Ibu E hanya minum vitamin dan rajin berkonsultasi. Kemudian Juni 2021 ia kembali berkonsultasi di Morula IVF. Setelah melalui proses beberapa kali, akhirnya terbentuklah embrio dan kemudian disimpan. Transfer embrio frozen baru dilakukan pada September 2021.
Alasan Memilih dokter Indra Anwar
Ibu E menuturkan alasan dirinya memilih dokter Indra Anwar. Ia terinspirasi dari rekan kerjanya di Pemda yang berhasil melakukan prosedur bayi tabung dengan dokter Indra Anwar.
“Selanjutnya saya mencari informasi di Instagram. Beliau merupakan dokter pertama bayi tabung di Morula dan kharismatik. Pengalamannya sudah 20 tahun dan melihat profil yang membuat hati mantap,” jawab Ibu E.
Ibu E merasa puas setelah berhasil melakukan program bayi tabung. “Puas, harus nyaman. Karena banyak pengalaman, asam garam dunia kehamilan berbantu. Mengikuti sarannya dan percaya kemampuan dokter Indra sebagai perpanjangan tangan Allah untuk menolong program kehamilan serta sudah profesional.” Ucap Ibu E.
Tak lupa, Ibu E juga menitipkan pesan untuk pasangan yang ingin melakukan prosedur bayi tabung. Pesan ini berdasarkan pengalaman pribadinya setelah 13 tahun menikah. Sebagai orang yang ambisius, ia percaya kalau punya keinginan harus diupayakan semaksimal mungkin. Semua akan tercapai di waktu yang tepat. Termasuk saat menjalani program kehamilan.
“Usaha mati-matian, habis uang. Badan obesitas karena ingin punya anak turun 16 kg, olahraga tapi tidak bisa seperti yang direncanakan. Ada kekuasaan Allah. Kalau Dia belum mau memberi kepercayaan tetap tidak akan berhasil.” Ibu E melanjutkan.
Ibu E melanjutkan “Beda dengan hal lain. Mau kerja keras, bisa dapat posisi lebih tinggi. Dengan bekerja bisa mendapat uang. Setelah melakukan semua ikhtiar, berdoa, terakhir pasrah yang tidak mudah seperti ucapan dari hati paling dalam. Kemudian Allah menjawabnya. ‘Ya Allah, berilah kami ini keturunan’, Itu doa kami sebelumnya,” ucap Ibu E.
Ia kemudian menambahkan doanya “Ya Allah kalau program kami gagal, kami pasrah dan terima dengan lapang dada. Minta kekuatan takdir dan tidak berburuk sangka terhadap ketetapanMu.” tutup Ibu E
Pengalaman Ibu E menjalani program bayi tabung bersama dokter Indra Anwar ini semoga bisa mengispirasi. Bagi pasangan suami istri yang belum mempunyai keturunan, tetap semangat untuk berikhtiar.
Jangan lupa berkonsultasi dengan dokter Indra Anwar.
1 comment
Betul ya kalau lama gk punya keturunan selain berdoa dan sabar juga kudu ikhtiar mencari cara supaya bisa hamil. Salah satunya ya konsultasi ke dr Indra Anwar. Semoga artikel ini bisa dibaca oleh para ibu yg ingin punya keturunan tapi sulit. Smg cucok…