Menjadi nasabah bijak itu ternyata banyak untungnya. Sangat banyak ketimbang menjadi nasabah yang sekadar ikut-ikutan.
***
Suatu hari, seorang teman dekat saya curhat. Kira-kira begini curhatannya:
“Ibuku bar kelangan duit. Ditelepon uwong sing ngaku CS bank XXX kon ganti pin ATM. Padahal wis tak wanti-wanti aja sampe ngasih kode CVV ke siapa pun. Lha kok tiba-tiba kaya ngene. Duit pensiune amblas kabeh soko rekening.”
Demikian curhat teman saya. Artinya kira-kira begini: “Ibu saya baru kehilangan uang. Ditelepon orang yang mengaku-ngaku CS bank XXX untuk mengganti pin ATM. Padahal sudah saya nasihati supaya tidak memberikan kode CVV alias Card Verification Value ke siapa pun. Tiba-tiba begini. Semua uang pensiun di rekeningnya ludes.
Saya yang mendengar curhatan tersebut seperti dejavu. Belasan tahun silam, saya pernah mengalami hal serupa. Ditipu orang melalui sambungan telepon dengan modus sebagai CS sebuah bank ternama. Kalau dipikir-pikir nyesek juga. Nominal uang di rekening cukup besar. Cukup untuk membeli bakso sekalian gerobak-gerobaknya.
Ternyata, pengalaman penipuan dengan beragam modus seperti ini semakin canggih. Banyak cara yang dilakukan penipu untuk mengelabui korbannya. Jenisnya pun beragam. Mulai dari phising, skimming, maupun pengadaan kartu ATM atau pun kartu kredit. Belum lagi jebakan dan iming-iming hadiah yang menggiurkan. Semua kejahatan penipuan tersebut tidak semata-mata adanya niat dari pelaku. Sebagai nasabah kita juga berperan. Kelalaian kita dalam menjaga kerahasiaan data perbankan menjadi korban empuk bagi pelaku kejahatan.
Baca juga: INDONESIA EXIMBANK BUKA LOWONGAN, CEK POSISI DAN SYARATNYA
Jadilah Nasabah Cerdas agar Terhindar Penipuan
Sebagai nasabah bank sekaligus penyuluh digital, saya pengin sedikit berbagi. Nasabah di bank mana pun, selain dituntut untuk selalu waspada juga harus tetap berhati-hati agar terhindar dari modus penipuan. Berikut ini ada beberapa cara yang menurut saya cukup ampuh untuk menghindari penipuan dan kejahatan dunia perbankan:
Jangan Pernah Memperlihatkan Data Pribadi di Media Sosial Apa Pun
Menurut saya poin ini penting banget. Seringkali tanpa sadar kita mengunggah data pribadi melalui media sosial. Entah itu nama anggota keluarga (terutama ibu), kontak telepon, nama-nama saudara kandung, alamat rumah, apalagi KTP. Jangan mudah memberikan data pribadi ini kepada siapa pun kecuali memang untuk tujuan administratif. Sekecil apa pun data pribadi yang bocor ke dunia maya, bisa menjadi celah bagi pelaku kejahatan untuk menganalisis kepribadian kita.
Jangan Pernah Memberikan Kode PIN atau Password M-Banking kepada Petugas Bank
Kadang, saking percayanya seorang nasabah kepada petugas bank, ada beberapa dari mereka yang menitipkan buku tabungan atau pun bilyet deposito ke petugas bank. Mereka berpikir lebih aman dititipkan ke petugas bank. Menurut nasabah, mana mungkin petugas bank akan menyalahgunakan buku tabungan atau bilyet deposito. Padahal, banyak lho kasus seperti ini. Dulu, sewaktu masih kerja di perbankan saya sering menjumpai kasus seperti ini.
Yang perlu diketahui, petugas bank dilarang meminta nasabah untuk memberikan data-data rahasia perbankan, seperti PIN ATM, nomor kartu kredit, dan CVV kartu ATM maupun Kartu Kredit.
Baca juga: GENERASI MILENIAL MELEK FINANSIAL
Meningkatkan Awareness dan Literasi Produk Perbankan
Meski sudah tidak berkecimpung di dunia perbankan, saya sendiri masih sering meng-update segala informasi tentang perbankan. Buat saya meningkatkan awareness dan literasi produk ini penting banget. Selain jadi paham dengan produk-produk perbankan terkini, saya merasa diuntungkan dengan memiliki informasi yang lengkap. Misalnya, sebagai nasabah, saya bisa membuat keputusan dalam memilih produk dan jasa keuangan yang sesuai kebutuhan. Tidak sekadar tau manfaatnya tapi juga risikonya. Di sisi lain, saya jadi lebih paham hak dan kewajiban saya sebagai konsumen produk keuangan.
Tidak Mudah Percaya dengan Orang yang Mengaku Petugas Bank
Pernah baca berita tentang penipuan yang dilakukan oleh oknum yang mengaku sebagai petugas bank? Saya yakin banyak yang pernah mendengar kasus seperti ini. Bisa jadi malah pernah mengalami. Untuk mengantisipasi kejahatan seperti ini, ada baiknya sebagai nasabah kita tidak mudah percaya dengan orang atau oknum yang mengaku sebagai petugas bank.
Jika ada penawaran yang menggiurkan dari oknum yang mengaku petugas bank, biasakan untuk selalu melakukan verifikasi. Jika perlu, hubungi call center resmi untuk mendapatkan informasi yang akurat. Intinya, jangan mudah percaya. Apalagi informasi penawaran yang too good to be true.
Pastikan Memiliki Layanan dengan Fitur Verifikasi setiap Transaksi di Perbankan
Teknologi sekarang makin canggih. Bank-bank besar seperti BRI selalu upadate fitur-fitur pengamanan untuk bertransaksi. Saya masih ingat, puluhan tahun silam kartu debit salah satu bank pelat merah bisa digunakan untuk bertransaksi tanpa harus memasukkan pin kartu ATM. Kemudahan ini sekilas membuat nasabah jadi semakin praktis. Sayangnya, banyak risiko jika kartu debit tersebut hilang. Orang yang menemukan bisa melakukan transaksi tanpa harus melakukan verifikasi PIN kartu debit.
Beruntungnya, semua kartu debit perbankan sekarang sudah dilengkapi dengan verifkasi pin ATM. Dengan demikian, semua transaksi dengan kartu jadi lebih aman. Untuk transaksi mobile banking atau internet banking sekarang juga sudah dilengkapi dengan verifikasi kode OTP alias One-Time Password alias kode yang yang dikirimkan melalui SMS, WhatsApp, email, maupun telepon ke nomor ponsel nasabah. Kode ini terdaftar dari pengguna yang mengajukan permintaan. Teknologi ini bisa jadi mekanisme paling populer yang digunakan oleh perusahaan di seluruh dunia.
Jadi, sudah siapkah menjadi nasabah bijak sekarang?