Cegah stroke itu penting, sama pentingnya kita dengan tidak terkena stroke.
“Cegah Stroke, dengan Tidak Terkena Stroke, slogan yang the best sepertinya, ya. Kalimat ini dicetuskan oleh Bapak Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Sangat mengena!
Ingat slogan yang terlebih dahulu populer, kan? “Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati” Demikian halnya dengan penyakit stroke ini. Dampak yang ditimbulkan setelah terserang stroke, sangat besar bagi diri sendiri dan keluarga. Oleh karena itu, jaga kesehatan dan sebisa mungkin hindari penyebabnya.
Baca juga: JANGAN MALAS, ADA BANYAK MANFAAT JALAN KAKI
Mengenal Gejala Stroke
Biasanya suatu penyakit itu tidak akan muncul secara tiba-tiba dan langsung parah. Ada gejala-gejala sebelumnya, yang bisa jadi tidak disadari oleh penderitanya. Atau mungkin si penderita atau orang terdekatnya tidak tahu bahwa itu adalah gejala stroke. Untuk itu, kita perlu mengenal gejala stroke secara umum. Berikut ini beberapa di antaranya:
- Senyum tidak simetris
- Gerak separuh anggota tubuh melemah
- Tiba-tiba bicara pelo
- Kebas atau baal separuh tubuh
- Rabun atau pandangan mata kabur tiba-tiba
- Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba
Gejala-gejala di atas disingkat dengan “SeGeRaKeRS”, agar masyarakat mudah mengingatnya.
Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati
Prinsip “Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati” sangat baik untuk diterapkan masyarakat. Jika sudah sakit, mahal biaya untuk berobat serta aktivitas akan terhambat. Apalagi jika seseorang sudah terkena serangan stroke, butuh pemulihan yang tidak sebentar. Untuk itu lebih baik mencegah agar jangan sampai terkena stroke karena Stroke merupakan bagian dari penyakit kardioserebrovaskular yang digolongkan ke dalam penyakit katastropik karena mempunyai dampak luas secara ekonomi dan sosial.
Cara Mencegah Stroke
Saat ini pemerintah sudah sangat sering mengampanyekan serta mengedukasi masyarakat tentang masalah stroke ini. Beberapa hal yang harus dilakukan masyarakat, sebagai berikut:
- Konsumsi makanan bergizi seimbang
- Jaga kadar gula dalam darah
- Rutin melakukan aktivits fisik
- Rutin cek kesehatan, setidaknya 6 bulan sekali
- Memantau tinggi badan dan berat badan
- Rutin mengukur tekanan darah dan gula darah, minimal sekali dalam setahun bagi yang belum mempunyai faktor risiko PTM (Penyakit Tidak Menular)
- Perubahan gaya hidup bagi masyarakat yang sudah mempunyai faktor risiko PTM, bagi penderita hipertensi dan diabetes melitus harus memeriksakan kesehatan sebulan sekali dan melakukan pemeriksaan profil lemak dalam darah juga EKG sebagai upaya skrining penyakit kardiovaskular dan stroke. Minimal sekali dalam setahun.
Perhatian Pemerintah pada Penderita Stroke
Kabar gembira bagi peserta BPJS, Mulai tahun depan deteksi dini akan ditanggung BPJS. Pemerintah pun rutin memperingati Hari Stroke Sedunia setiap tanggal 29 Oktober. Tujuannya agar masyarakat semakin peduli dan waspada terhadap penyakit yang satu ini. Bagi orang yang sedang mendapat serangan stroke, setiap menit itu berharga, maka segera ke rumah sakit. Satu lagi, untuk penderita penyakit stroke ditanggung oleh BPJS seratus persen. Jadi, tidak perlu takut lagi untuk berobat.
Jika didapati gejala stroke sekecil apa pun, lekas bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan secepatnya. Untuk menghindari efek yang lebih fatal dari serangan stroke.
Tak lupa pemerintah mengampanyekan perilaku CERDIK di masyarakat, yaitu
- (C) Cek kesehatan secara berkala
- (E) Enyahkan asap rokok
- (R) Rajin beraktivitas fisik
- (D) Diet sehat dengan kalori seimbang
- (I) Istirahat cukup
- (K) Kelola stres dengan baik
Jangan lupa untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsi GGL (Gula, Garam, Lemak). Tidak lebih dari 4 sendok makan gula, 1 sendok teh garam, dan 5 sendok makan lemak setiap harinya.
Sepertinya sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka menjaga masyarakat agar tidak lebih banyak lagi yang terkena serangan stroke. Sekarang tinggal kita yang harus lebih peduli dengan kesehatan diri sendiri. Yuk, mulai hidup sehat, sebelum terlambat!