Sebagai orang yang bukan perokok, saya paling sebal dengan asap rokok yang suka berkeliaran di sekeliling saya. Saya tidak anti dengan perokok, tapi setidaknya mbok ya mereka tau diri saat merokok. Asap yang menguar lewat udara itu bikin saya sesak napas. Di rumah pun saya suka jengkel kalau ada anggota keluarga yang merokok. Saya sadar tidak bisa mencegah mereka untuk berhenti merokok. Paling tidak saya tau diri. Untuk menjaga kewarasan dan kebersihan udara yang saya hirup, biasanya saya langsung masuk kamar. Menghindari asap dan bau rokok yang bikin kepala pusing. Untuk menjaga kemurnian udara di rumah, sepertinya saya membutuhkan Philips UV-C Air Disinfection.
Apa itu Philips UV-C Air Disinfection?
Saya mau sedikit berbagi cerita melalui tulisan ini. Beberapa waktu lalu saya sempat mengikuti talkshow Thought Leadership Forum yang diinisiasi oleh Signify. Di forum ini, pandangan jadi saya terbuka lebar tentang pentingnya menjaga kemurnian udara agar kualitas hidup jadi lebih baik. Setelah mengikuti forum ini, saya jadi punya mimpi hunian seperti apa nantinya yang ingin saya tempati.
Tentunya, konsep rumah yang punya banyak sinar matahari dan memiliki bukaan yang banyak. Dengan begini, sirkulasi udara di rumah menjadi lancar. Pas banget dengan konsep tropis dan minimalis yang saya anut selama ini. Untuk urusan filtering udara agar tetap segar bisa dibantu dengan tambahan Philips UV-C Air Disinfection. Benda yang satu ini ternyata banyak banget manfaatnya.
Bersyukur saya bisa menyimak talkshow yang menghadirkan berbagai narasumber yang sangat kompeten di bidangnya tempo hari. Salah satunya dokter Cahyarini, Sp.MK (K), Perwakilan PERDALIN Pusat/Indonesian Society of Infection Control (INASIC). Dokter Cahyarini adalah ahli mikrobiologi klinis yang menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Jakarta dan memperoleh spesialisasi Mikrobiologi Klinik dari Universitas Indonesia. Dari beliau saya jadi makin paham pentingnya udara murni dan bersih untuk kehidupan kita.
Rumah Sakit Bisa Mencegah Infeksi Nosokomial Melalui Transmisi Udara
Infeksi Nosokomial, apa lagi ini? Jadi begini sodara-sodara. Dari diskusi Thought Leadership Forum saya kenal istilah ini. Infeksi yang satu ini merupakan jenis infeksi yang berkembang di lingkungan rumah sakit. Memang istilahnya agak belibet untuk orang-orang dengan dunia kesehatan awam seperti saya. Intinya, penyakit menular ini bisa didapatkan dari fasilitas pelayanan kesehatan atau ketika menjalani perawatan di rumah sakit atau klinik. Penularan bisa terjadi antar-pasien, tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat, serta pengunjung yang berada di fasilitas kesehatan tersebut.
Risiko infeksi nosokomila ini juga punya julukan lain yang nggak kalah ngetren, yakni Healthcare Associated Infections (HAIs). Dunia medis di seluruh dunia sangat khawatir dengan perkembangan infeksi nosokomial ini. Apalagi setelah pandemi Covid19. Sepanjang penelitian yang dilakukan oleh WHO, jumlah kasus infeksi nosokomial banyak terjadi di faskes-faskes di kawasan Mediterania Timur. Angkanya mencapai 11.8 persen.
Sedangkan kita yang tinggal di kawasan Asia Tenggara menempati posisi kedua dengan angka mencapai 10 persen. Pokoknya, kudu hati-hati banget saat berada di rumah sakit atau faskes.
Lalu, dari mana infeksi ini bisa terjadi?
Jawabannya tak lain dan tak bukan berasal dari sirkulasi udara di rumah sakit. Karenanya, untuk mencegah infeksi nosokomial, dunia medis harus melakukan banyak inovasi. Sama seperti yang digaungkan dalam Thought Leadership Forum, yang bertajuk “UV-C Air Disinfection: Mencegah dan Mengendalikan Risiko Infeksi yang Ditularkan Melalui Udara di Fasilitas Pelayanan Kesehatan”.
Sudah banyak produk yang menggunakan teknologi Ultraviolet-C untuk membantu mencegah risiko infeksi nosokomial. Penggunaan teknologi Ultraviolet-C menjadi alternatif terbaik untuk disinfeksi yang efektif.
Yang kita tau, rumah sakit merupakan tempat rujukan pertama bagi masyarakat yang ingin mendapatkan perawatan ketika sakit. Untuk membuat lingkungan rumah sakit steril dari risiko HAIs, semua sarana dan fasilitas seperti bangsal ruang perawatan, sumber air, makanan, dan tentunya kualitas udara harus dijaga. Penggunaan UV-C Air Disinfection adalah alternatif terbaik untuk mencegah penularan infeksi nosokomial di rumah sakit.
Solusi dari Narsum terkait Pencegahan Infeksi Nosokomial
Saat menyimak obrolan yang dipaparkan oleh dr. Cahyarini Dwiatmo, Sp.MK(K) yang mewakili Perkumpulan Pengendali Infeksi Indonesia (PERDALIN)/Indonesian Society of Infection (INASIC), saya jadi makin paham bahaya penularan penyakit lewat udara. Diskusi makin seru dengan kehadiran spesialis paru dr. Jaka Pradipta, Sp.P, selebriti Meisya Siregar, dan Wibawa Jati Kusuma, Chief Commercial Operation Signify Indonesia.
Kapan lagi bisa menyimak obrolan sehat—dalam arti yang sebenarnya—untuk menjaga kemurnian udara di lingkungan kita. Pandemi Covid19 secara nggak langsung mengajarkan kita untuk meningkatkan kualitas udara yang kita hirup.
Baca juga: SELIMUT POLUSI SEMAKIN TEBAL, APA YANG BISA DILAKUKAN UNTUK BUMI KITA?
Beberapa penyakit akibat infeksi nosokomial di antaranya seperti infeksi aliran darah, pneumonia, infeksi saluran kemih (ISK), dan infeksi luka operasi (ILO) bisa dengan mudah menjangkiti siapa saja. Senang ya kalau kita diberi pemahaman dari orang-orang hebat seperti ini. Tidak hanya memberikan pemahaman bahaya infeksi nosokomial, tapi juga memberikan solusinya untuk menjaga kemurnian udara. Seperti penggunaan UV-C Air Disinfection di lingkungan rumah sakit dan rumah tinggal.
Sementara, pencegahan secara individual bisa dilakukan dengan beragam cara. Misalnya dengan menghindari kontak langsung dengan pasien, memakai masker, mencuci tangan, dan menghindari menyentuh area wajah sebelum mencuci tangan.
Beberapa Kelebihan UV-C Air Disinfection
UV-C Air Disinfection sebenarnya sudah umum digunakan di dunia medis. Sinar UV-C ini mampu membunuh atau menonaktifkan mikroorganisme (bakteri, virus, dan jamur) yang tak terlihat oleh mata. Penggunaanya juga mudah. Bisa diletakkan di atas ruangan, dalam ruangan tertutup, maupun ruangan di ducting ventilasi.
Penggunaan UV-C Air Disinfection memudahkan kita untuk mendisinfeksi udara di rumah. Tinggal disambungkan ke colokan dan menyalakannya. Udara bersih pun langsung dihasilkan. Untuk mendapatkan pemanfaatan teknologi sinar UV ini kita kudu banget memerhatikan produk yang dipakai. Salah memilih produk bukannya jadi sehat, malah mendapatkan masalah baru saat terjadi kebocoran. Seperti yang kita tau, sinar UV ini bisa menyebabkan kanker kulit. So, kudu hati-hati banget memilih produk.
Udara Bersih dan Murni Bisa Dihasilkan dari Philips UV-C Air Disinfection
Untuk menciptakan udara bersih di dalam ruangan itu gampang-gampang susah. Jika kita tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, sirkulasi udara bersih, murni, dan sehat sangat langka. Karenanya dibutuhkan alat bantu yang mampu menghasilkan udara bersih, murni, dan sehat. Solusinya bisa memakai Philips UV-C Air Disinfection.
Produk yang satu ini memang punya banyak keunggulan. Salah satunya bisa menonaktifkan 99.99 persen virus yang beterbangan di udara. Produk ini sangat aman dipakai di mana saja. Terlebih di kawasan rumah sakit dan perkantoran yang mobilitas karyawannya sangat tinggi. Selain itu bisa juga digunakan untuk sekolah, sarana transportasi, pusat perbelanjaan, dan lain-lain. Pemakaiannya tidak akan mengganggu aktivitas bisnis. Hanya saja untuk penggantian lampu harus dilakukan oleh teknisi khusus. Ini mengingat lampu yang digunakan menggunakan sinar UV.
Rasanya tak perlu diragukan lagi produk Philips UV-C Air Disinfection ini. Dengan pengalamannya selama 40 tahun lebih, Signify yang memproduksi Philips UV-C Air Disinfection pastinya memiliki rekam jejak yang mumpuni.
Beberapa produk unggulannya adalah UV-C Disinfection Upper Air yang dipasang di ketinggian minimal 2,3 meter dari lantai. Seri ini ada 2 jenis: Philips UV-C Disinfection Upper Air Ceiling Mounted (Dipasang pada langit-langit udara bagian atas) dan Philips UV-C Disinfection Upper Air wall Mounted (Dipasang pada dinding udara bagian atas).
Seri lainnya ada UV-C Disinfection Air Portable (Mudah dipindahkan saat akan beraktivitas). Philips UV-C Disinfection Air Unit (Produk ini ada dua pilihan yaitu 2 UV-C Lamps 84 watt & 4 UV-C Lamps 120 watt, memiliki roda di bawah sehingga dapat mudah dipindah-pindahkan).
Beberapa produk turunan lainnya ada Philips UV-C Disinfection Air Cleaner, Philips UV-C Disinfection Air Cleaner Grey (memiliki 3 ukuran: Small (25 watt), medium (53 watt), Large (90 watt), Philips UV-C Air Disinfection with HEPA filter.
Keunggulan Philips UV-C Air Disinfection
Dari hasil uji laboratorium, alat UV-C ini memang menonaktifkan 99 persen virus SARS-COV-2 di udara setelah 90 menit beroperasi. Hasil ini didapatkan dari tes laboratorium yang diselenggarakan oleh Innovative Bioanalysis yang memang sudah disertifikasi CAP, CLIA, dan AABB di ruangan dengan sirkulasi udara yang cukup.
Mampu disinfeksi udara di dalam ruangan hanya dalam beberapa jam. Sangat aman digunakan di sekitar manusia, hewan peliharaan, dan tanaman. Penggunaannya juga sangat mudah karena dilengkapi panel kontrol yang gampang diakses. Memiliki fitur silent mode agar suasana tenang, nyaman saat makan atau pun tidur.
Pemakaian disinfeksi sangat efektif karena tabung berkualitas tinggi dari Signify UVC dengan driver yang didesain khusus. Alat ini mampu memastikan output bekerja maksimal dan memblokir cahaya dari ruang lampu UV-C. Dengan begini bisa dipastikan tidak ada kebocoran cahaya UV-C dari perangkat.
Risiko Infeksi udara kini kini bisa dicegah dengan memanfaatkan teknologi sinar UV. Pemakaian UVC Disinfection Air bisa menjadi solusi agar penyebaran penyakit melalui transmisi udara berkurang dengan signifikan.