4 Pelajaran dari Film “Glo, Kau Cahaya”

0 Shares
0
0
0
film penyintas disabilitas
Film “Glo, Kau Cahaya”

Menyaksikan sebuah film yang berkisah tentang seorang perempuan Papua bernama Gloria, sangat menginspirasi. Film ini sarat dengan pelajaran hidup dan perjuangan yang tidak mudah. Keterpurukan yang dialami Glo, begitu sapaan Gloria yang diperankan oleh Tatyana Akman menorehkan luka batin yang sangat luar biasa. “Glo, Kau Cahaya” benar-benar menguras emosi penonton.

Glo yang mengalami guncangan batin karena kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan penerbangan, ternyata harus menerima ujian hidup berikutnya yang tidak kalah membuat terpuruk. Perempuan yang sebelumnya penuh semangat tersebut harus menerima kenyataan bahwa kedua kakinya lumpuh. Ini memupus mimpinya untuk menjadi atlet cabang olahraga renang.

Penderitaan Glo belum berakhir. Dia juga mengalami pelecehan seksual yang menyebabkan hidupnya semakin hancur. Namun gadis ini berhasil menata hati dan keluar dari labirin depresi yang dialami kemudian berprestasi. Meski memiliki organ tubuh yang tidak lagi sempurna, Glo tetap memperjuangkan mimpinya.

Pelajaran dari Film “Glo, Kau Cahaya”

Sebagai salah satu film yang terinspirasi dari kisah nyata, cerita dalam film ini sangat menginspirasi. Apalagi para pemeran bermain dengan totalitas yang membuat tayangan ini benar-benar berkualitas dan memuat banyak pesan. 4 poin pelajaran dari kisah “Glo, Kau Cahaya” adalah

Selama masih bisa bernapas, hidup belum selesai

Film yang digarap oleh sutradarai Ani Ema Susanti, seorang perempuan yang sebelumnya pernah menjadi buruh migran di Hong Kong demi mengumpulkan uang untuk melanjutkan kuliah. Dalam karyanya, Ani Ema berhasil menyampaikan pesan lewat Glo, bahwa selama masih bisa bernapas, hidup belum selesai.

Glo yang nyaris putus asa bisa kembali bangkit dan berjuang dengan keterbatasannya. Tanpa orang tua, Glo hanya mempunyai Isy, sang nenek, dan ketiga sahabatnya, Julvri, Idho serta Eliza yang mendukungnya. Mereka terus membakar semangat Glo untuk bangkit dan mengejar mimpi.

Energi besar tersebut membuahkan hasil dimana Glo bisa mengejar cita-citanya dengan mengikuti kejuaraan renang khusus untuk atlet difabel di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas). Pertandingan tersebut diselenggarakan di kota kelahirannya, Jayapura.

Cerita ini menunjukkan bahwa Support System utama adalah Keluarga dimana Gloria mendapat dukungan penuh dari sang nenek, satu-satunya keluarga yang dimiliki. Sang nenek merupakan salah satu alasan kenapa Glo bertahan dan bangkit untuk meraih mimpinya.

Tetap semangat

Pelajaran kedua yang bisa diambil penonton adalah bagaimana Gloria tetap semangat meski dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Glo bisa membuktikan bahwa kondisinya yang tidak sempurna bukan penghalang, bahkan dia mampu mengharumkan nama negara di bidang olahraga renang.

Dengan prestasinya, Glo mampu terlibat dan berperan untuk Bela Negara dalam bentuk Olahraga. Tanpa semangat yang Gloria miliki, dia tidak akan menjadi apa-apa dan hanya bisa meratapi nasib. Gadis ini memilih jalan lain, bangkit, berjuang dan berprestasi  mengejar mimpi yang sudah lama dicita-citakan.

Jika harapan tak ada, kita takkan pernah ada

Poin berikutnya yang bisa kita petik dari alur kisah dalam film ini adalah jika harapan tidak ada, kita takkan pernah ada. Ya, siapapun yang menyaksikan film ini pasti akan mempunyai pikiran yang sama. Harapanlah yang membuat Glo bisa bangkit dan menunjukkan bahwa fisiknya yang tidak sempurna bukan penghalang. Harapannya yang besar mampu membuatnya melejit untuk meraih mimpi.

Apa yang terjadi pada Gloria bisa jadi juga dialami oleh orang lain. Gloria mengambil keputusan tepat, yaitu bangkit dari keterpurukan dan fokus pada apa yang bisa dilakukan. Harapan itulah yang menjadi bahan bakar untuk menyingkirkan semua rintangan, sindiran bahkan rasa tidak percaya dari lingkungan terhadap kemampuannya.

Bahagia itu kita yang buat

Mengalami cobaan demi cobaan di usia muda, tidak heran jika membuat Gloria terpuruk dan menderita. Namun, Glo tidak mau berlarut-larut. Sang nenek dan sahabat-sahabatnya terus menjadi semangat dan alasan kenapa dia harus bangkit.

Glo memilih untuk mengejar kebahagiaannya. Ada suratan takdir yang tidak bisa dielakkan dan membuatnya sangat menderita, bahkan depresi, namun Glo memilih untuk bahagia. Dan gadis ini bisa membuktikan bahwa dia berhasil menciptakan kebahagiaan yang juga mengundang decak kagum orang di sekitarnya.

Film “Glo, Kau Cahaya” bukan hanya tontonan yang apik dan menarik, namun sarat dengan pesan bagi siapa saja. Alur cerita, bahasa, dialog dan lokasi syuting serta semua pemeran benar-benar menyatu. Menyaksikan film ini kita tidak hanya mendapat hiburan tetap juga pesan dan semangat kuat untuk tidak pantang menyerah dalam semua keadaan.

Alur dan cerita dari film ini hampir sama dengan yang dialami sang sutradara dimana seorang perempuan muda harus berjuang keras untuk menggapai mimpinya. Sang sutradara, Ani Ema, merupakan sosok pekerja migran Indonesia berprestasi yang mampu mewujudkan mimpinya.

Bagi yang penasaran dengan cerita dalam film ini bisa menyaksikan “Glo, Kau Cahaya” di link trailer youtube https://www.youtube.com/watch?v=g–t_H5UOS0. Sutradara Ani Ema Susanti yang sekaligus penulis cerita ini benar-benar dapat meramu kisah menjadi tontonan yang sarat dengan inspirasi.

Film ini bakal rilis mulai tanggal 9 Maret 2023. Para pemain yang terlibat, yaitu Tatyana Akman, Kevin Royano, Ratna Riantiarno, Mamat Alkatiri, Monalisa Sembor, Cak Percil, Dani Aditya, dan Putri Nere bermain total dalam film dengan eksekutif produser Hamka Handaru ini.

Hasil kerja dari PT Bhuana Art Sinema (BASinema) ini membawa genre yang berbeda. Meski saat ini genre horor banyak peminatnya, namun Hamka Handaru yakin film ini bakal mencuri perhatian penikmat sinema di Indonesia.

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like