Kesehatan adalah harta yang paling berharga bagi siapa saja. Baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Anak yang kurang sehat dan mudah sakit bisa mengalami gangguan tumbuh kembang. Karenanya, menjaga kesehatan anak sangatlah penting. Selain dengan memberikan makanan bergizi, anak juga wajib dibekali imunisasi sesuai dosis dan jadwal yang ditentukan. Manfaat imunisasi untuk anak sangatlah banyak.
Guna memperingati Pekan Imunisasi Dunia 2023, Kemenkes menggelar kegiatan secara online dan offline. Tujuannya untuk memberikan informasi mengenai manfaat imunisasi untuk anak dan Kondisi Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI. Harapannya, informasi terkait imunisasi tersebut bisa secara luas dipahami masyarakat. Semakin banyak orang yang paham, semakin tidak khawatir melakukan imunisasi.
Baca juga: Pola Makan Sehat ala Vegetarian untuk Tubuh yang Lebih Bugar
Imunisasi untuk Anak secara Rutin dan Lengkap
Imunisasi merupakan upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh secara aktif. Dengan imunisasi membuat tubuh tidak mudah terserang penyakit. Seandainya mengalami sakit pun sifatnya ringan. Semua orang tua perlu memperhatikan pemberian imunisasi kepada anaknya, jangan sampai ada yang terlewat sehingga program pemerintah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat bisa tercapai.
Pemerintah mendorong pemberian vaksin, yaitu zat yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk meningkatkan kekebalan, berdasarkan jenis dan usia, mulai bayi 0 bulan. Imunisasi tersebut bisa diperoleh di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Posyandu dan Poli kesehatan tingkat desa secara gratis. Selain itu, imunisasi juga bisa dilakukan di rumah sakit. Dengan begini, manfaat imunisasi untuk anak bisa diperoleh dengan baik.
Ketika anak berusia 0 sampai 11 bulan sebaiknya sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Selanjutnya, sejak usia 12-24 bulan anak perlu mendapat imunisasi lanjutan tahap pertama yang dilanjutkan dengan imunisasi lanjutan berikutnya ketika anak berada di bangku SD. Vaksin yang diberikan aman karena sebelum disebarluaskan, lebih dulu diamati, diuji coba, dan dipastikan keamanannya.
Pemberian imunisasi pada anak merupakan hak setiap anak yang dilindungi oleh Undang-undang. Hal yang cukup menggembirakan bahwa di Indonesia sampai saat ini pemberian imunisasi dasar lengkap sudah mencapai 99,6 persen. Pencapaian lain yang diperoleh Indonesia adalah sudah bebas dari penyakit polio, tetapi imunisasi tetap harus diberikan.
Menurut Dr.dr Raihan Sp.A(K), imunisasi memberikan kekebalan spesifik pada anak tanpa harus menderita sakit dahulu, memutus mata rantai penularan penyakit, mengurangi infeksi berat yang menimbulkan kecacatan dan kematian, dan investasi masa depan.
Kesadaran akan pentingnya imunisasi sebagai upaya pencegahan perkembangan penyakit sangat penting. Sebagai suatu hak dari anak, maka orang tua harus memastikan bahwa anaknya telah menerima imunisasi secara lengkap dan sesuai jadwal.
Di lingkungan sekolah, pemerintah melalui Departemen kesehatan juga melakukan kegiatan untuk penggalakan pekan imunisasi dengan memberikan vaksin campak kepada anak SD. Tujuannya agar semua anak tetap sehat dan bisa mengikuti kegiatan belajar tanpa gangguan.
Mengenal Imunokompromais
Secara umum kondisi kesehatan anak berbeda karena sebelumnya bisa saja terjangkit penyakit atau menderita kelainan genetik. Ini perlu mendapat perhatian sehingga tidak menimbulkan efek setelah melakukan imunisasi. Pada anak yang mempunyai kondisi kesehatan spesifik, sebelum dilakukan imunisasi, harus melalui pemeriksaan terlebih dulu.
Gejala kelainan yang berkaitan dengan kekebalan tubuh tersebut dikenal dengan nama imunokompromais. Bagi orang tua yang mempunyai anak dengan kondisi ini harus meningkatkan kewaspadaan agar buah hati tetap sehat.
Imunokompromais merupakan suatu keadaan saat terdapat kelainan dan fungsi normal sistem kekebalan tubuh, menyebabkan anak lebih rentan terhadap suatu infeksi. Hal ini biasanya terjadi pada anak dengan defisiensi imun. Penyebabnya bisa karena genetik atau keturunan, bisa juga karena infeksi, proses kemoterapi dan malnutrisi.
Jika anak tidak bisa mendapatkan imunisasi karena dikhawatirkan terjadi efek samping yang berkaitan dengan ketahanan tubuh terhadap vaksin, maka orang yang ada di rumah harus mendapat vaksin lengkap semua. Tujuannya adalah agar tidak mudah terjangkit penyakit dan berpotensi akan menularkannya pada anak.
Mengenal KIPI dan Penanganannya
Sampai saat ini masih ada masyarakat yang ragu untuk melakukan imunisasi sedangkan hal tersebut sangat penting guna meningkatkan kualitas generasi mendatang. Keraguan yang berkembang berkaitan dengan adanya Kondisi Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI. Agar tidak sampai salah paham, kita perlu mengetahui apa itu KIPI, jenis dan penanganannya.
KIPI merupakan kejadian yang diduga sebagai dampak pelaksanaan imunisasi pada seseorang. Dampaknya bisa berupa muncul gejala, tanda, hasil pemeriksaan laboratorium maupun penyakit.
Ada dua jenis kejadian, pertama serius, yaitu kejadian medik setelah imunisasi sehingga penanganannya sampai rawat inap, kecacatan, dan kematian yang membuat masyarakat resah. Sedangkan yang kedua adalah kejadian non serius. Dalam kategori ini kejadian tersebut tidak menimbulkan risiko potensial.
Sebenarnya tidak semua KIPI penyebabnya adalah imunisasi. Hal tersebut bisa terjadi karena kecemasan, kandungan bahan dalam vaksin, kesalahan prosedur ataupun koinsiden, yaitu kejadian setelah vaksin.
Masyarakat tidak perlu khawatir, persentase KIPI cukup kecil. Pemerintah juga sigap memberikan penanganan dan antisipasi sehingga tidak perlu ragu untuk melakukan vaksin. apalagi fungsi dan manfaat imunisasi sangat besar bagi kesehatan dan kualitas generasi masa depan.