Kekurangan fisik tidak menghalangi niat, tekad, dan semangat untuk mengabdi. Itu yang tampak dari sosok mudah berjiwa sosial tinggi, Elmi Sumarni Ismau. Kecelakaan yang membuatnya terpaksa menjalani operasi dan kehilangan kedua kakinya tidak serta merta menghilangkan semangat untuk berkontribusi dan membawa perubahan bagi masyarakat, khususnya bagi sahabat difabel.
Elmi, nama panggilan gadis enerjik ini begitu dekat masyarakat Sumba meskipun sosok satu tidak lahir dan besar di daerah tersebut. Kiprahnya bersama beberapa teman yang juga menyandang disabilitas dan memperjuangkan hak dan akses untuk sahabat difabel patut mendapat acungan jempol.
Perempuan yang lahir di Kupang, Nusa Tenggara Timur ini rela meninggalkan kampung halaman untuk membantu sahabat difabel dalam mengentaskan isu inklusi disabilitas. Harus diakui, sampai saat ini masih banyak yang memandang remeh terhadap teman-teman difabel. Sedangkan jika mendapat akses dan kesempatan, mereka pun bisa berprestasi secara maksimal.
Hal ini dirasakan sendiri oleh Elmi yang karena mengalami kecelakaan yang terpaksa harus kehilangan kedua kakinya dan mengalami difabel pada tahun 2010 lalu. Belum banyak sarana umum yang mendukung dan memberikan kemudahan pada sahabat difabel.
Bahkan, ketika diundang dalam berbagai seminar pun tidak sedikit yang kurang mendapatkan supports sarana pendukung. Sebagai contoh untuk sahabat yang kehilangan indera pendengaran, ternyata panitia tidak mendukung kegiatan dengan menyediakan petugas penerjemah. Begitu juga untuk sahabat yang kehilangan indera penglihatan, tidak ada sarana yang membantunya agar bisa membaca.
Hal ini tentu menjadi penghambat untuk mendapatkan berbagai akses informasi dan menjadi penyebab daya saingnya kurang. Sementara dengan kesempatan dan dukungan infrastruktur yang dibutuhkan, mereka akan bisa berkontribusi lebih dalam berbagai bidang.
Mendirikan GARAMIN
Berawal dari Mimpi Elmi Sumarni Ismau untuk mendirikan organisasi khusus difabel dan melanjutkan pendidikan S2, gadis penuh semangat ini berdiskusi dengan 5 temannya yang mempunyai latar belakang berbeda.
Elmi menyampaikan keinginannya tersebut dan mendapat sambutan baik. setelah berdiskusi, tepat tanggal 14 Februari 200, organisasi GARAMIN atau Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas Untuk Inklusi didirikan di Sumba. Sayangnya, di awal berdiri, Elmi dan teman-teman harus menghadapi pandemi Covid yang berpengaruh pada rencana kegiatan yang sebelumnya sudah disusun.
Rasa ingin membantu pada sesama yang sangat tinggi tidak menyurutkan semangat Elmi dan teman-temannya. GARAMIN turut serta memberikan edukasi dan pengertian mengenai Covid, dampak, dan bagaimana cara mengatasinya.
Sebagai salah satu langkah pencegahan penyebaran Covid, Elmi mengusahakan agar sahabat-sahabat difabel bisa mendapatkan vaksin sehingga lebih tahan terhadap virus tersebut. Namun, upaya ini mengalami banyak kendala karena sahabat-sahabat difabel banyak yang tidak mempunyai E-KTP yang merupakan syarat untuk bisa vaksin.
GARAMIN akhirnya berkembang sebagai media untuk memberikan dukungan dan inklusi bagi difabel sehingga bisa mendapat berbagai akses untuk meningkatkan kemampuan dan kontribusinya kepada Masyarakat.
Kiprah GARAMIN
GARAMIN bersama Elmi terus menemani sahabat difabel agar bisa mendapatkan perlakuan yang sama di tengah masyarakat. Elmi menyadari, banyak penyandang disabilitas yang tinggal di Sumba yang belum mendapatkan akses untuk menikmati sarana umum.
Bahkan, tidak jarang mereka dianggap sebagai orang yang selalu membutuhkan bantuan sehingga mengalami diskriminalitas. Ini banyak dialami terutama oleh sahabat difabel yang tinggal di daerah pedesaan. Sebagai solusi, salah satu program yang dilakukan oleh GARAMIN adalah menyiapkan program desa inklusi.
Bersama GARAMIN Elmi dan teman-teman bukan hanya membukakan akses, tetapi juga mengedukasi dan membangkitkan semangat teman-teman difabel. Elmi meyakinkan bahwa banyak hal yang bisa dikerjakan dan dipersembahkan kepada masyarakat sehingga mereka lebih percaya diri.
Kini semakin banyak teman difabel yang semakin bersemangat menatap masa depan. Kiprah Elmi dan sahabat-sahabat yang aktif di GARAMIN perlu mendapat apresiasi positif. Berkat dedikasinya tersebut, Elmi mendapat Anugerah Satu Indonesia Award dari Astra tahun 2021
Ini merupakan bentuk apresiasi dan penghargaan dari Astra terhadap generasi muda yang mempunyai kepedulian terhadap sesama dan lingkungan. Elmi berhasil membuktikan bahwa kondisi fisik tidak menjadi penghalang untuk memberikan kontribusi, menebar kebaikan, membantu dan mendorong sesama untuk bisa hidup lebih baik serta memperjuangkan hak mereka.
Banyak hal positif yang bisa kita lakukan sebagai sumbangsih kepada negara, bangsa dan masyarakat. Selama jeli dan peduli, kita akan menemukan apa yang perlu dan harus dilakukan untuk. Kini saatnya kita berkontribusi kepada bangsa Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Elmi Sumarni Ismau.