Siapa yang bilang anak muda tidak punya gagasan untuk menjaga kelestarian Bumi? Melalui online gathering Eco Blogger Squad, ada banyak gagasan dan cara anak muda menjaga Bumi. Ide-ide segar ini menghasilkan banyak terobosan yang bermanfaat untuk siapa saja.
Apa saja yang mereka lakukan?
Bumi. Planet ini menjadi satu-satunya tempat kita tinggal. Ketika populasi manusia terus bertambah, dampaknya terhadap lingkungan pun ikut meningkat. Faktanya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa tiga perempat permukaan Bumi berada di bawah tekanan aktivitas manusia.
Setiap anak muda punya hak dan kewajiban melindungi planet tercinta ini untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan. Menjaga Bumi adalah tugas kita bersama, khususnya kaum muda. Semangat kaum muda, mampu menggerakkan perubahan yang luar biasa untuk menjaga bumi tetap lestari patut diacungi jempol.
Saat mengikuti online gathering #EcoBloggerSquad yang bertema “Semangat Orang Muda Menjaga Bumi Indonesia”, beragam aktivitas untuk menjaga kelestarian Bumi sebagai sebagai satu-satunya rumah tempat kita tinggal, ternyata sudah banyak dilakukan kaum muda.
Melalui online gathering tersebut, Jaqualine Wijaya (CEO and Co-founder at Eathink), Cerli Febri Ramadani (Ketua Sentra Kreatif Lestari Siak – SKELAS), dan Amalya Reza (Manager Bioenergi at Trend Asia) saling berbagi kisah untuk melestarikan Bumi.
Baca juga: Menengok Peran Masyarakat Adat yang Jarang Kita Ketahui
Cara Menjaga Konsumsi Pangan Berkelanjutan
Seberapa banyak makanan yang kita konsumsi sehari-hari? Saya yakin jumlahnya tak terhitung. Dari sekian banyak makanan yang masuk ke dalam perut kita, sebagian ada yang menjadi sampah. Tidak termakan.
FAO selaku organisasi yang mengatasi konsumsi pangan PBB pun memberikan tanggapan terkait sampah makanan ini. Sistem pangan berkelanjutan adalah sistem pangan yang menghasilkan keamanan dan nutrisi yang diciptakan sedemikian rupa untuk semuanya, sehingga landasan ekonomi, sosial, dan lingkungan untuk menghasilkan ketahanan pangan dan gizi bagi generasi yang akan datang.
Jika dihitung, food waste akibat pola konsumsi yang kurang bijak ini, Indonesia menjadi salah satu negara penghasil sampah makanan terbesar di dunia. Indonesia berada di posisi ke empat dengan total produksi sampah makanan terbanyak. Angkanya mencapai 20.938.252 ton. Satu tingkat di atas Pakistan dan Brazil yang masing-masing berada di urutan 5 dan 6 dengan total produksi sampah makanan mencapai 15.947.645 dan 12.578.308 ton pada tahun 2021.
Emang boleh sebanyak itu?
Sejujurnya, pola konsumsi yang kurang bijak ini harus segera diatasi. Jika tidak, kesenjangan konsumsi pangan akan semakin tajam. Ketahanan pangan pun akan berkurang jika terbuang sia-sia. Karenanya, Jaqualine Wijaya menelurkan ide-ide baru. Sebagai anak muda yang berlatar pendidikan teknologi pangan, Jaqualine mencoba memberikan gagasan dan ide segar. Terutama untuk mengatasi 3 masalah utama pangan, yakni pertanian berkelanjutan, tantangan gizi, food loss & food waste.
Cara Meminimalkan Food Waste
Seperti yang kita ketahui, negara kita termasuk penyumbang terbesar food waste. Angkanya nggak main-main. Jumlahnya mencapai 13juta ton sampah makanan. Angka yang besar ini bisa dikonsumsi 28 juta orang. Angka yang luar biasa fantastis ini pastinya membuat kita berpikir ulang untuk membuang makanan atau food waste.
Sampah makanan ini perlu food waste management yang baik. Sisa-sisa makanan yang tidak habis dikonsumsi bisa didaur ulang menjadi makanan baru. Istilahnya ugly produce. Sayangnya, konsep ini belum banyak yang tertarik karena tampilannya kurang menarik. Padahal kandungan gizinya masih sama. Memaksimalkan pemakaian batang dan bunga sayur untuk menjadi menu baru juga bisa jadi pilihan.
Mendaur ulang makanan tentu saja adalah salah cara meminimalkan food waste. Masih banyak cara lain dengan ide-ide kreatif untuk mengurangi sampah makanan.
Tips mengurangi sampah makanan sekaligus menerapkan pola makan yang sehat dan ramah lingkungan:
1. Mengonsumsi buah musiman.
2. Mencari label makanan ramah lingkungan.
3. Mengurangi sampah makanan dengan makan secukupnya.
Wadah Anak Muda Mengembangkan Produk Lokal
Lain ide Jaqualine, lain pula ide yang datang dari Cerli. Salah satu narsum di Eco Blogger Squad ini membagikan pengalamannya dalam membentuk wadah untuk mengembangkan produk lokal guna mewujudkan kelestarian alam, budaya, dan kesejahteraan bersama. Cerli membentuk Sentra Kreatif Lestari Siak (Sentra Kreatif Lestari Siak).
Skelas menjadi pusat inovasi yang diinisiasi oleh kaum muda Kabupaten Siak yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui solusi kreatif yang berbasis Ekonomi Lestari serta Pelestarian Budaya Lokal #SiakAsik.
SKELAS dibentuk sebagai ruang kolaborasi dan gotong-royong antar-komunitas dengan pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Kabupaten Siak secara bersama-sama.
Beberapa produknya sudah dipasarkan melalui platform digital. Mulai dari souvenir, obat herbal, kuliner, kriya, fesyen, hingga produk-produk berbasis pertanian atau perkebunan. Dengan merambah platform digital, jangkauan pasarnya menjadi lebih luas. Ide-ide kreatifnya untuk menyebarkan virus positif menjaga pelestarian alam perlu diacungi jempol. Anak muda yang kreatif seperti ini layak menjadi role model bagi anak muda Indonesia.
Ide Penggunaan Bioenergi sebagai Transisi Energi dari Fosil ke Energi Terbarukan.
Narsum terakhir yang nggak kalah inspiratifnya adalah Amalya yang membahas tentang penggunaan bioenergi sebagai transisi energi dari fosil ke energi terbarukan. Namun, bioenergi ini dinilai dapat menimbulkan masalah lingkungan dan mengancam ketahanan pangan.
Pada intinya, kita semua bisa berkontribusi untuk menjaga Bumi ini. Kita bisa memulainya dari diri dan lingkungan kita terlebih dulu. Bisa dengan hal-hal sederhana seperti: mengurangi sampah makanan, naik transportasi umum, tidak buang sampah sembarangan, hemat menggunakan air dan listrik, dan lain sebagainya.
Jadi, apakah kamu punya cara menjaga Bumi? Mari berbagi di kolom komentar.