Menyelami Makna Spiritual, Pengalaman Iktikaf di Masjid Istiqlal

0 Shares
0
0
0

Masjid Istiqlal, yang terletak di Jakarta, Indonesia, adalah salah satu masjid terbesar di Asia Tenggara. Setiap tahun selama bulan Ramadan, Masjid Istiqlal menyelenggarakan program iktikaf yang menarik bagi umat Muslim yang ingin menghabiskan waktu dalam ibadah dan refleksi di masjid tersebut.

Saya sendiri lumayan sering mengikuti kegiatan iktikaf di Masjid Istiqlal. Meski tidak full selama 10 hari terakhir, minimal bisa ikut sesekali pada saat malam ganjil.

Iktikaf adalah praktik spiritual di mana seorang Muslim mengisolasi diri di masjid untuk beribadah dan kontemplasi intensif, biasanya selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Selama iktikaf, seorang Muslim fokus pada ibadah, membaca Al-Quran, berdoa, dan merenungkan ajaran agama mereka. Umumnya jemaah lebih memilih iktifkaf di masjid terdekat dengan rumahnya.

Di Masjid Istiqlal, program iktikaf biasanya menarik banyak partisipan dari berbagai latar belakang. Masjid ini menyediakan fasilitas yang sesuai untuk iktikaf, termasuk tempat tidur dan ruang sholat. Selama periode iktikaf, umat Muslim di Masjid Istiqlal memiliki kesempatan untuk meningkatkan ibadah mereka dan merasakan atmosfer spiritual yang khusyuk.

Bagi mereka yang berpartisipasi dalam iktikaf di Masjid Istiqlal, pengalaman ini sering dianggap sebagai waktu yang berharga untuk mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan pemahaman agama, dan memperdalam spiritualitas mereka.

Berikut adalah tata cara iktikaf yang umum dilakukan:

Niat: Sebelum memulai iktikaf, seseorang harus membuat niat secara tulus untuk melakukan iktikaf dengan tujuan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Memasuki Tempat Iktikaf: Seseorang memasuki masjid tempat di mana iktikaf akan dilakukan. Biasanya, iktikaf dilakukan di masjid yang memiliki fasilitas untuk menginap.

Tidak Keluar dari Masjid: Selama iktikaf, seseorang tidak boleh meninggalkan masjid kecuali untuk keperluan yang sangat penting seperti keperluan fisiologis (seperti buang air kecil atau besar) atau dalam keadaan darurat.

Beribadah dan Berzikir: Selama iktikaf, seseorang harus menghabiskan waktunya untuk beribadah, membaca Al-Qur’an, melakukan dzikir, shalat, dan melakukan amal ibadah lainnya.

Berpuasa: Iktikaf sering kali dijalankan selama 10 hari terakhir bulan Ramadan, dan selama periode ini, sebagian besar orang yang melakukan iktikaf juga berpuasa.

Mendengarkan Khotbah Jumat dan Menyambut Malam Lailatul Qadar: Dalam iktikaf, orang yang melakukannya biasanya mendengarkan khotbah Jumat dan menyambut malam Lailatul Qadar dengan berdoa dan beribadah.

Membuat Bacaan Doa-doa: Seseorang juga bisa menggunakan waktu iktikaf untuk membuat bacaan doa-doa pribadi, memohon ampunan, dan meminta keberkahan dari Allah.

Mengakhiri Iktikaf: Iktikaf bisa diakhiri setelah seseorang mencapai waktu yang ditetapkan untuk iktikaf. Jika melakukan iktikaf di Tanah Suci, kita bisa mengakhiri iktikaf dengan melakukan tawaf wada’ (tawaf perpisahan) di sekitar Ka’bah jika berada di Makkah.

Tata cara iktikaf ini dapat sedikit bervariasi tergantung pada tradisi dan tata cara yang diikuti oleh komunitas Muslim yang bersangkutan. Namun demikian, prinsip dasarnya adalah menjalani waktu dengan fokus pada ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

 

*catatan dari seseorang yang ngakunya blogger lifestyle dan keuangan Jakarta

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like