Siang itu, di sekitar Kawasan Melawai, Jakarta Selatan, saya melangkahkan kaki menuju sebuah resto, yang memiliki nama mirip dengan bekas badan usaha milik negara Indonesia, yang bergerak di bidang perekaman musik: Lokananta Resto. Saya tertarik mengikuti diskusi tentang bagaimana program hewan kurban Dompet Dhuafa menggerakkan peternakan rakyat. Diskusi ringan tapi penuh insight ini dihelat oleh lembaga filantropi kenamaan di Indonesia, yakni Dompet Dhuafa.
Suasana resto cukup homey dan menyenangkan. Makanannya pun enak-enak. Diskusi ringan ini dimulai tepat sekitar 13.30 WIB. Beberapa narsum yang dihadirkan di antaranya ada Dian Mulyadi selaku GM Komunikasi dan Teknologi Informasi, Muhammad Ishak Razak selaku Senior Researcher CORE Indonesia, Agus Salim, pedamping peternak Dompet Dhuafa Banten, dan Bobby P Manullang.
Dari diskusi dan pemaparan tentang hewan kurban ini, saya jadi banyak tau bagaimana helatan berbasis religi ini mampu menggerakkan ekonomi umat khususnya peternak hewan. Nggak tanggung-tanggung, lho. Menurut data CORE Indonesia, perputaran kurban tahun lalu mencapai Rp. 24,3 Triliun. Sungguh angka yang tidak kecil dan tentu saja punya manfaat yang besar untuk masyarakat.
“Peningkatan indukan sapi harus tercapai, pertumbuhan sapi domestik tidak sampai 5 persen. Sementara pertumbuhan konsumsi daging cukup tinggi. Maka hal ini harus tertutupi dengan pengadaan dari impor”, Demikian kata Pak Muhammad Ishak Razak.
Ragam Alasan Mengapa Hewan Kurban Punya Dampak Ekonomi
Iduladha, atau yang dikenal sebagai hari raya kurban, ternyata punyak dampak signifikan, lho terhadap ekonomi peternak hewan. Pikiran saya jadi makin melek saat mengikuti diskusi (media briefing) yang diinisiasi oleh Dompet Dhuafa. Berikut ini 3 alasan mengapa kurban dapat meningkatkan ekonomi peternak hewan:
Peningkatan Permintaan Hewan Kurban
Menjelang Iduladha, permintaan akan hewan ternak seperti sapi, kambing, dan domba meningkat drastis. Hal ini disebabkan oleh kewajiban umat Muslim untuk berkurban, sehingga banyak orang yang membeli hewan ternak untuk disembelih.
Harga Jual yang Lebih Tinggi
Meningkatnya permintaan secara alami menyebabkan kenaikan harga jual hewan ternak. Peternak dapat menjual hewan mereka dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang berarti pendapatan mereka juga meningkat.
Perputaran Ekonomi Lokal
Uang yang diperoleh dari penjualan hewan ternak biasanya digunakan kembali untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari, atau memperluas usaha peternakan. Ini menciptakan perputaran ekonomi yang positif di daerah pedesaan atau di mana banyak peternak berada
Kesempatan Kerja
Peningkatan aktivitas di sektor peternakan selama masa kurban juga dapat menciptakan peluang kerja tambahan, baik di sektor peternakan langsung maupun di sektor pendukung seperti transportasi, penyedia pakan, dan penjualan perlengkapan ternak.
Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas
Dalam beberapa kasus, organisasi pemerintah atau swasta memberikan pelatihan kepada peternak tentang cara memelihara hewan yang lebih baik, manajemen peternakan, dan strategi pemasaran. Ini bertujuan untuk membantu peternak memenuhi permintaan hewan kurban yang sehat dan layak kurban.
Kerja Sama dengan Organisasi dan Lembaga Sosial
Beberapa lembaga sosial dan organisasi kemanusiaan seperti Dompet Dhuafa, membeli hewan kurban dari peternak untuk disalurkan kepada yang membutuhkan. Ini menciptakan pasar tambahan bagi peternak dan memastikan mereka mendapatkan harga yang adil.
Diversifikasi Produk
Peternak yang terlibat dalam bisnis kurban sering kali dapat mendiversifikasi produk mereka. Selain menjual hewan hidup, mereka bisa menjual produk turunan seperti kulit, susu, dan produk olahan lainnya, sehingga mendapatkan sumber pendapatan tambahan.
Peningkatan Kesadaran Konsumen
Kesadaran konsumen tentang pentingnya hewan kurban yang sehat dan dipelihara dengan baik juga meningkat. Ini mendorong peternak untuk menerapkan praktik peternakan yang lebih baik, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas dan nilai jual hewan ternak mereka.
Stabilitas Harga
Permintaan yang stabil setiap tahun untuk hewan kurban dapat membantu menjaga stabilitas harga di pasar ternak. Ini memberikan kepastian bagi peternak dalam merencanakan produksi dan penjualan mereka.
Dengan berbagai cara ini, kurban tidak hanya menjadi praktik keagamaan tetapi juga pendorong signifikan bagi ekonomi peternak hewan, meningkatkan kesejahteraan mereka dan komunitas di sekitar mereka.
Secara keseluruhan, Iduladha bukan hanya momen religius, tetapi juga merupakan katalisator ekonomi yang penting bagi peternak hewan, membantu meningkatkan pendapatan, memperbaiki kualitas ternak, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Dukungan Lembaga filantropi seperti @dompetdhuafaorg membantu peternak untuk lebih siap dan dapat memenuhi permintaan yang tinggi.
Mengenal “3 PAS”, Cara Dompet Dhuafa Memberdayakan Umat dan Peternak Hewan
Apa itu 3 PAS?
Ya. Saya pun baru tau tentang kriteria 3 PAS hewan kurban ini sejak rutin bekerja sama dengan Dompet Dhuafa. Lembaga NGO ini mempunyai standar kalau hewan kurban yang didistribusikan harus lolos kriteria ini, yakni PASti Jantan (untuk menjaga pasokan daging periode selanjutnya), PASti lolos (Quality Control), dan PASti Distribusi (hingga ke pelosok negeri).
Selain itu, DD juga menerapkan model bisnis melalui breeding (pembibitan) untuk jangka panjang, fattening (penggemukan) untuk pasar kurban, trading (penjualan) untuk pasar aqiqah. Industri breeding harus terus digalakkan karena akan mempengaruhi pengadaan hewan ternak. Dan ketersediaan bank pakan dalam menerapkan industri tersebut.
Untuk memberikan kepuasan kepada konsumen hewan kurban, Dompet Dhuafa selaku lembaga filantropis yang sudah puluhan tahun menggelar program Tebar Hewan Kurban, menyediakan beberapa pilihan hewan kurban. Tiga pilihan utama hewan kurban yang tersedia adalah
Domba/Kambing Standar (Doka Standar): Hewan dengan berat 23-25 kilogram, ditawarkan seharga Rp 1.995.000. Untuk Domba/Kambing Medium (Doka Medium): Hewan dengan berat 26-28 kilogram, ditawarkan seharga Rp 2.445.000. Sedangkan Domba/Kambing Premium (Doka Premium): Hewan dengan berat 29-33 kilogram, ditawarkan seharga Rp 2.855.000.
Program THK Dompet Dhuafa bertujuan untuk memberdayakan peternak lokal dan memastikan distribusi daging kurban mencapai daerah-daerah yang membutuhkan, termasuk wilayah miskin, tertinggal, dan pedalaman, serta wilayah yang terkena bencana atau rentan konflik. Dompet Dhuafa juga memastikan bahwa hewan kurban memenuhi standar kualitas dan syariat Islam, serta menyediakan laporan transparan kepada pekurban tentang distribusi daging kurban.
Untuk informasi lebih tentang hewan kurban silakan kunjungi digital.dompetdhuafa.org/kurban. Setiap hewan kurban yang diamanahkan insyaallah #SelaluTersampaikan
Bagaimana cara berkurban di Dompet Dhuafa?
*catatan dari seseorang yang ngakunya blogger lifestyle dan keuangan Jakarta