“Secangkir kopi lokal adalah perjalanan rasa, dari kebun ke cangkir, dari nusantara untuk dunia.”
Di Jakarta, rasanya tak sulit untuk menemukan kedai kopi. Hampir di setiap sudut kota metropolitan ini ada. Mau yang mewah, kopi warung, hingga hidden gem kedai kopi yang tempatnya nyempil di dalam gang ataupun di pinggiran rel kereta api ada. Sangat gampang buat dicari. Bisa dibilang lebih gampang menemukan kedai kopi daripada menemukan jodoh. Ya, iyalah. Kalau yang ini para jomblowan pasti mengamini.
Saya sendiri bukan seorang coffee addict. Tapi lumayan sering ke kedai kopi meski kadang lebih sering teh yang dipesan ketimbang kopi. Bukannya tidak suka, tapi saya punya gangguan tidur kalau habis ngopi. Makanya ngopinya cukup sesekali.
Saya mengakui kalau kopi lokal kita itu bisa bikin candu. Selain aromanya yang wangi, cita rasanya juga beragam. Dari Sabang sampai Merauke, semua daerah punya kopi lokal juara.
Baca juga: Wangi Kopi, Varian Baru Scarlett Ini Bikin Betah Mandi
Cerita di Balik Cita Rasa Unik Kopi Lokal
Sore itu, (27/10/2024) saya mengunjungi Anomali Coffee yang berada di bilangan Setiabudi One, Kuningan. Lokasinya tak sulit buat dikunjungi karena berada di daerah strategis. Tujuan saya ke kafe ini–selain buat ngopi (baca ngeteh)–sekaligus pengin menyimak sharing session tentang dunia perkopian yang dihelat oleh Eco Blogger Squad bareng Anomali Coffee dan Java Kirana–yang berkomitmen untuk memberdayakan petani kopi Sigi melalui pendekatan holistik.
Seseru apa sharing-nya?
Begitu tiba di Setiabudi One saya langsung melipir ke lantai 2. Tempat di mana Anomali Coffee berada. Kedai kopi ini ternyata lumayan luas. Terbagi 2 area indoor dan outdoor. Semerbak wangi kopi langsung tercium begitu saya membuka pintu menuju area indoor–tempat berlangsungnya acara.
Dari pintu masuk menuju ke dalam area saya melewati bar–tempat para barista meracik kopi dengan segenap energinya. Suasana Anomali Coffee lumayan rame. Karena kedainya lumayan luas, saya nggak perlu umpel-umpelan dengan pengunjung lain. Selesai mengisi mengisi registrasi, saya langsung mencari area musala yang ternyata ada di basement gedung sebelah. Maklum, saya belum sempat salat Asar sore itu. Memang agak sedikit effort untuk ke musala karena tidak satu gedung.
Anomali Coffee
Selesai menunaikan salat, saya langsung putar balik ke lokasi acara. Di sana Kak OCHA selaku MC sore sudah memulai acara dengan penuh energi. Tema sharing session sore itu adalah ’ : .
Sharing session pertama diawali oleh Kak Eri (Noverian Aditya founder Java Kirana) yang bercerita tentang sejarah singkat dunia perkopian. Sejarah kopi di Nusantara dimulai pada awal abad ke-17, saat Belanda memperkenalkan tanaman kopi ke wilayah Indonesia melalui kolonisasi. Pada awalnya, Belanda mendatangkan bibit kopi Arabika dari India dan menanamnya di Batavia (sekarang Jakarta), yang kemudian meluas ke Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan pulau-pulau lainnya. Indonesia menjadi salah satu produsen kopi terbesar dunia pada abad ke-18, terutama melalui sistem tanam paksa atau cultuurstelsel yang diperkenalkan pada 1830.
Kisah kopi dari Nusantara terkenal dengan cita rasa yang unik karena perbedaan iklim dan kondisi tanah di tiap daerah. Beberapa daerah, seperti Gayo di Aceh, Kintamani di Bali, Toraja di Sulawesi, dan Mandailing di Sumatra, dikenal menghasilkan kopi dengan karakteristik khas yang dihargai dunia.
Seiring berjalannya waktu, kopi Nusantara terus berkembang dengan keberagaman jenis, mulai dari Arabika, Robusta, hingga Liberika. Saat ini, Indonesia adalah salah satu produsen kopi terbesar di dunia dan terus mempromosikan kopi lokal, membawa nama kopi Nusantara ke panggung internasional.
Saya yang suka sejarah, menyimak serius sharing-nya Kak Eri. Dari ceritanya saya jadi makin melek tentang kopi-kopi yang beredar di Nusantara. Karena memang seseru itu perjalanan kopi yang memang bukan tumbuhan asli negara kita.
Java Kirana Hadir sebagai Hub bagi Petani Kopi
Berawal dari sebuah proyek probono yang digagas oleh M Noverian Aditya P, Java Kirana berkomitmen untuk terus memajukan petani kopi.
Java Kirana juga berfungsi sebagai penghubung antara petani kopi di Sigi dengan pasar yang lebih luas. Melalui jaringan pemasaran yang telah dikembangkan, Java Kirana mendukung petani dalam menjual kopi mereka dengan harga yang lebih menguntungkan, sehingga turut meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani tersebut.
“Java Kirana tidak hanya memberikan teori, tetapi juga praktik langsung di lapangan. Petani belajar bagaimana memilih bibit yang tepat, merawat tanaman dengan benar, dan mengolah hasil panen menjadi kopi berkualitas tinggi,” sharing dari Kak Eri.
Memang ya, orang kalau sudah memiliki passion di dunia tertentu pastinya bakal mengerahkan semua energinya seperti yang diceritakan Kak Eri.
Seleksi Kopi Lokal: Menemukan Rasa Otentik Indonesia
Sharing kedua sore itu kemudian dilanjutkan oleh Kak Dona–perwakilan dari Anomali Coffee Indonesia.
Indonesia, sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia, menawarkan kekayaan biji kopi dengan karakter rasa yang beragam dari berbagai daerah. Setiap wilayah di Indonesia memiliki kondisi geografis, ketinggian, dan iklim yang unik, menghasilkan rasa yang khas pada kopi yang tumbuh di sana.
Dalam sharing tersebut kita diajak menelusuri beragam jenis kopi lokal yang menyajikan rasa otentik khas Indonesia, sekaligus memahami proses seleksi yang memastikan kualitas dan kekayaan cita rasa kisah kopi lokal.
Misalnya, Kopi Gayo, yang berasal dari dataran tinggi Aceh, terkenal dengan aroma harum dan rasa asam yang lembut. Dengan ketinggian ideal, kopi ini sering diolah menggunakan proses “wet-hulling” yang mempertahankan keasaman alami namun memberikan rasa yang seimbang. Kopi Gayo menawarkan keharuman cokelat dan rempah, menjadikannya pilihan favorit bagi pencinta kopi dengan cita rasa yang kompleks.
Selain memberikan pengetahuan tentang dunia perkopian, Kak Dona juga memberi tau kalau Anomali Coffee juga peduli dengan petani kopi.
Anomali Coffee bukan hanya sekadar penyaji kopi berkualitas tinggi, tetapi juga merupakan perusahaan yang berkomitmen untuk mendukung petani kopi lokal di Indonesia. Dengan visi untuk menciptakan dampak positif bagi komunitas petani kopi, Anomali Coffee melakukan berbagai inisiatif untuk memastikan bahwa mereka tidak hanya menikmati hasil dari kopi yang mereka tanam, tetapi juga mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan akses ke pasar yang lebih baik.
Keren, ya, Anomali Coffee ini.
Meriah dengan Beragam Games
Pertemuan offline Eco Bloggers Squad sore itu akhirnya ditutup meriah dengan beragam games dan hadiah.
Selain meriah dengan games, meet up luring ini juga ditutup dengan memberikan pengalaman ke peserta yang hadir untuk “meracik” kisah kopi sendiri dengan teknik manual brewing yang dipandu Kak Yoga dari Anomali Coffee. Ini merupakan kali pertamanya buat saya meracik kopi dengan teknik ala barista. Selama ini saya cuma menyeduh kopi seperti layaknya penggemar kopi amatiran. Ya, maklum, bukan coffee addict.
Keseruan acara sore itu akhirnya ditutup dengan pembagian hadiah hasil doorprize, kuis, maupun games. Emang seseru acaranya. Semoga saja next event saya punya kesempatan lagi untuk hadir.
Terima kasih, Eco Bloggers Squad, Java Kirana, dan Anomali Coffee!