Serunya Indonesia Humanitarian Summit: Merajut Asa, Menebar Inspirasi

0 Shares
0
0
0

Kalau ada kata yang bisa menggambarkan Indonesia Humanitarian Summit (IHS), menurut saya cukup diwakilkan oleh satu kata “menggetarkan.” Bayangkan saja, sebuah acara yang sukses mengumpulkan jiwa-jiwa yang peduli dengan kemanusiaan, membahas dampak besar filantropi, hingga menghadirkan pameran dan pentas seni yang penuh makna. Event yang dihelat Dompet Dhuafa ini bukan sekadar pertemuan biasa—ini adalah pesta bagi hati yang ingin berbagi.

Baca juga: Menggerakkan Ekonomi Peternak Lokal melalui Program Hewan Kurban Dompet Dhuafa

Selamat Datang di Dunia Filantropi yang Mengguncang Perasaan!

Aset Filantropi Indonesia

Ketika kaki pertama kali menginjak area summit di Gedung Perfilman Umar Ismail, Jakarta, suasana terasa penuh energi. Stand-stand pameran berjejer rapi, memamerkan produk pemberdayaan dan program kemanusiaan yang bikin hati hangat. Semua ini adalah bukti nyata bagaimana filantropi bisa menjadi kekuatan untuk mengubah dunia, satu langkah kecil setiap harinya.

Waryono Abdul Ghafur, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama RI, membuka acara dengan pidato yang membuat hati bergetar. “Filantropi itu adalah bagaimana kita menjadi bagian untuk menjadikan human dignity, manusia yang bermartabat,” ucapnya. Kalimat itu mengingatkan kita bahwa setiap rupiah yang kita donasikan, setiap tenaga yang kita curahkan, semuanya adalah upaya untuk menjaga martabat manusia.

Kolaborasi tanpa Diskriminasi

Salah satu hal yang membuat IHS ini begitu spesial adalah semangat universalnya. Dalam sambutannya, Waryono menegaskan bahwa kemanusiaan universal tidak boleh diskriminatif. “Baik atas dasar gender, agama, suku, negara, dan lain-lain,” katanya.

Bayangkan, di dunia yang sering kali terpecah oleh perbedaan, acara ini hadir sebagai pengingat bahwa pada dasarnya kita semua adalah manusia. Entah kamu berasal dari Sabang atau Merauke, kaya atau miskin, filantropi adalah bahasa yang bisa dimengerti semua orang.

Talkshow “Poverty Outlook”: Mikir Berat, Tapi Bikin Semangat!

Poverty Outlook

Salah satu sesi yang bikin saya melek banget adalah talkshow “Poverty Outlook.” Para pembicara mengupas bagaimana kemiskinan bisa diberantas melalui pendekatan filantropi yang kreatif. Serius, ini bukan cuma obrolan teoretis—ada data, solusi konkret, dan cerita-cerita inspiratif dari lapangan.

Ada cerita tentang perempuan di pelosok desa yang sekarang jadi pengusaha sukses berkat program pemberdayaan. Ada juga kisah anak-anak yang kembali ke sekolah setelah keluarganya diberdayakan secara ekonomi. Semua ini jadi pengingat bahwa filantropi bukan sekadar menyumbang, tapi juga memberi alat untuk mengubah hidup.

Humanitalk: Optimasi Filantropi yang Bikin Wow!

Sesi lain yang tak kalah seru adalah Humanitalk. Di sini, para praktisi dan pemimpin organisasi kemanusiaan berbagi strategi untuk mengoptimalkan filantropi. Salah satu pembicara bahkan bilang, “Filantropi bukan soal berapa banyak yang kita punya, tapi bagaimana kita menggunakan apa yang kita punya untuk membantu orang lain.”

Sesi ini bikin saya sadar, ternyata kreativitas adalah kunci dalam dunia filantropi. Misalnya, ada organisasi yang menggunakan teknologi blockchain untuk memastikan transparansi donasi. Ada juga yang memanfaatkan media sosial untuk menggalang dana dengan cara yang kekinian dan super fun.

Pameran: Bukti Nyata Kekuatan Filantropi

Nah, ini bagian favorit saya! Pameran di IHS benar-benar bikin mata terbuka. Ada produk lokal dari berbagai daerah yang dihasilkan melalui program pemberdayaan. Misalnya, kain tenun yang dibuat oleh ibu-ibu di pedalaman, atau kopi organik yang ditanam oleh petani binaan.

Tiap produk punya cerita, dan cerita-cerita itu adalah bukti bahwa filantropi bisa mengubah hidup banyak orang. Yang bikin makin seru, pengunjung juga bisa membeli produk-produk ini. Jadi, selain dapat barang keren, kita juga ikut mendukung para pelaku usaha kecil.

Pentas Seni: Hiburan dengan Pesan Mendalam

Talkshow dengan Chiki Fauzi

Tidak lengkap rasanya kalau summit seperti ini tanpa hiburan. Pentas seni di IHS menyajikan pertunjukan yang bukan hanya menghibur, tapi juga penuh pesan. Dari tarian tradisional hingga musik modern, semuanya menggambarkan keberagaman Indonesia dan semangat untuk saling peduli.

Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika sebuah grup musik keroncong “Tugu” menyanyikan lagu tentang harapan dan kemanusiaan. Di tengah lagu, para penonton diajak menyanyikan bersama. Rasanya seperti energi positif memenuhi ruangan, mengingatkan bahwa kita tidak sendirian dalam perjuangan ini.

Yudi Latif: Kolaborasi Adalah Kunci

Yudi Latif, Pembina Dompet Dhuafa, memberikan penutup yang sangat inspiratif. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat. “Dengan simpul kerja sama ini, kita bisa membebaskan beban derita kemanusiaan dan menatap Indonesia yang lebih cerah,” katanya.

Pesannya sederhana, tapi mendalam. Dunia ini terlalu besar untuk diselesaikan sendirian. Dibutuhkan tangan-tangan yang saling menggenggam, hati yang saling peduli, dan langkah bersama untuk menciptakan perubahan.

Pelajaran dari IHS: Semua Bisa Jadi Filantropis

Semua bisa jadi filantropis

Setelah seharian penuh mengikuti Indonesia Humanitarian Summit, ada satu pelajaran penting yang saya bawa pulang: semua orang bisa menjadi filantropis.

Tidak perlu menunggu kaya atau punya banyak waktu. Dengan langkah kecil seperti menyisihkan uang jajan, menjadi relawan di waktu luang, atau bahkan sekadar menyebarkan informasi tentang program kemanusiaan, kita sudah berkontribusi untuk membuat dunia lebih baik.

Jadi, Apa yang Kita Tunggu?

Indonesia Humanitarian Summit bukan hanya tentang berbicara, tapi juga bertindak. Acara ini mengajarkan bahwa kepedulian adalah hal yang sederhana, tapi dampaknya bisa sangat besar.

Jadi, kalau kamu merasa dunia ini butuh lebih banyak cinta dan perhatian, mulailah dari dirimu sendiri. Ingat, filantropi itu bukan soal siapa yang paling kaya, tapi siapa yang paling peduli.

Dan siapa tau, mungkin tahun depan kita bisa bertemu di Indonesia Humanitarian Summit berikutnya? Mari bersama-sama menebar kebaikan!

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like