Menjejak Asa di Workshop Blogger: Inspirasi, Ilmu, dan Semangat Baru!

0 Shares
0
0
0

Awal tahun ini menjadi kenangan tak terlupakan buat saya. Ada kabar gembira yang membuat hati semringah. Saya menjadi salah satu pemenang di helatan Anugerah Pewarta Astra 2024.

Selama ini, saya sudah beberapa kali ikut lomba blogging. Kadang menang, kadang tidak. Begitulah. Tak setiap saat kita bisa memenangkan perlombaan. Namun, memenangkan lomba yang dihelat Astra ini memang membanggakan buat saya.

Di sisi lain, saya tidak boleh berpuas diri dan merasa cukup dalam menulis. Ilmu harus tetap diasah. Salah satunya dengan mengikuti Workshop di Exhibition Lomba Foto dan Anugerah Pewarta Astra 2024. Bayangkan, empat sesi workshop keren diadakan oleh Astra, semuanya gratis, dan yang lebih menarik, ini bukan sekadar ajang duduk manis mendengarkan, tapi benar-benar wadah untuk mengasah kemampuan fotografi dan penulisan.

Dari tanggal 21 hingga 24 Januari 2025, serangkaian sesi diisi oleh narasumber mumpuni, dan saya sudah menandai satu sesi yang paling sesuai dengan minat saya: “Inovasi Blogger di Era Media Sosial” bersama Ani Berta, Founder Indonesian Social Bloggerpreneur.

Perjalanan ke Menara Astra: Petualangan Mini di Jakarta

Menjejakkan kaki ke sekian kali di Menara Astra tentu menjadi pengalaman tersendiri. Gedung ini lumayan strategis. Perjalanan menuju lokasi juga sangat mudah. Tinggal naik MRT dan turun di stasiun Setiabudi Astra. Dari Blok M sekitar sepuluh menit, dan voila! Saya sudah sampai di lokasi.

Sesampainya di sana, suasana semakin seru ketika bertemu dengan teman-teman sesama blogger, juga para pemenang Anugerah Pewarta Astra 2024. Ada rasa kagum sekaligus semangat yang menyala ketika melihat orang-orang dengan passion luar biasa dalam dunia menulis dan fotografi.

Saat sesi workshop dimulai, Teh Ani Berta langsung menciptakan atmosfer yang begitu hidup. Cara penyampaiannya runut, komunikatif, dan tidak membosankan. Apalagi, peserta workshop tidak hanya blogger, tapi juga mereka yang masih awam dengan dunia perbloggingan.

Blogger di Era Media Sosial: Masih Relevan?

Di tengah gempuran media sosial seperti TikTok, Reels Instagram, dan YouTube, banyak yang bertanya-tanya: Hari gini masih ngeblog?

Ternyata, blog masih memiliki tempat tersendiri, terutama bagi mereka yang ingin menulis dengan lebih dalam dan bernilai. “Menulis di blog itu memperpanjang fokus,” ungkap Teh Ani Berta. Berbeda dengan konten video yang lebih instan, blog memungkinkan seseorang menggali ide dengan lebih matang.

Ada satu istilah menarik yang diangkat dalam workshop ini: Brain Rot—fenomena di mana kemampuan berpikir menurun akibat terlalu sering mengonsumsi video pendek. Fenomena ini cukup mengkhawatirkan, terutama bagi generasi muda yang mulai kehilangan kebiasaan membaca dan menulis.

Namun, jangan salah! Blogging masih bisa bersaing dengan media sosial, asal dikemas dengan kreatif dan mengikuti perkembangan zaman.

Mengenal Dunia Blogging: Dari Platform hingga Branding

Bagi pemula yang ingin terjun ke dunia blogging, Teh Ani Berta membagikan banyak kiat berharga. Salah satunya adalah pemilihan platform. Ada berbagai pilihan, mulai dari yang gratis seperti Blogspot dan WordPress, hingga media agregator seperti Kompasiana, Kumparan, Indonesiana, atau Bisnis Muda.

Salah satu peserta workshop, Guntur, seorang penyuka puisi yang duduk di kursi roda, mendapat semangat khusus dari Teh Ani untuk menuangkan karyanya di blog. “Jangan takut untuk memulai,” katanya.

Yang menarik, blogging saat ini jauh lebih mudah dibanding era awal 2000-an. Dulu, mengunggah foto ke blog bisa sangat merepotkan. Sekarang? Ada Canva untuk membuat infografis, berbagai template blog siap pakai, serta tools yang mempermudah pengelolaan konten.

Selain itu, branding juga menjadi elemen penting dalam blogging. Ada beberapa tips dari Teh Ani yang wajib dicatat:

Gunakan nama blog yang simpel dan mudah diingat. Hindari nama yang terlalu alay atau sulit dieja.

Konsistensi di media sosial. Gunakan nama akun yang sama dengan blog agar lebih mudah dikenali.

Pilih domain gratis atau berbayar. Jika ingin lebih profesional, self-domain adalah pilihan terbaik.

Pisahkan blog pribadi dan bisnis. Jika punya dua jenis konten yang berbeda, lebih baik dikelola di blog terpisah agar audiens lebih tertarget.

Regenerasi Blogger: Generasi Alpha dan Z, Ayo Menulis!

Salah satu momen paling berkesan di workshop ini adalah kehadiran Salwa, seorang siswi SMP yang duduk di barisan depan. Dalam ruangan yang mayoritas diisi oleh orang dewasa, kehadirannya menjadi angin segar.

Melihat seorang remaja tertarik pada dunia blogging di tengah dominasi konten video pendek tentu membangkitkan optimisme. Ini membuktikan bahwa blog bukan hanya milik generasi lama, tapi juga bisa menjadi wadah ekspresi bagi generasi muda.

Teh Ani menekankan bahwa menulis blog bukan hanya soal mengejar profit instan. “Tulis dengan ikhlas, berbagi dengan niat baik, dan peluang akan datang dengan sendirinya,” ujarnya.

Ia bahkan berbagi pengalaman pribadinya saat dulu menulis tanpa bayaran di sebuah kementerian. Siapa sangka, dari sana ia justru mendapat kesempatan keliling Indonesia secara gratis. Jadi, jangan pernah remehkan kekuatan sebuah tulisan!

Puluhan Insight, Satu Semangat: Terus Menulis!

Workshop ini benar-benar membuka mata bahwa blogging masih memiliki tempat istimewa. Di era media sosial yang serba cepat, blog justru menawarkan ruang refleksi yang lebih dalam.

Pulang dari acara ini, saya merasa mendapatkan energi baru untuk terus menulis. Materi yang disampaikan Teh Ani Berta benar-benar “daging semua”—penuh insight dan sangat aplikatif.

Kini, pertanyaannya bukan lagi hari gini masih ngeblog? tapi kenapa tidak mulai ngeblog sekarang juga?

Terima kasih Astra, terima kasih Teh Ani Berta, dan tentu saja, terima kasih kepada semua peserta yang telah berbagi semangat dalam workshop ini. Sampai jumpa di tulisan-tulisan selanjutnya!

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like