Misi Kasih, Melangkah Pasti: Mengantar Harapan untuk Palestina dan Negeri Sendiri

0 Shares
0
0
0

Kemarin adalah salah satu hari yang paling berkesan dalam hidup saya. Saya berkesempatan hadir di acara pelepasan Tim Kemanusiaan untuk Palestina dan Dai Melintas Batas yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa di Sasana Budaya Dompet Dhuafa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Acara ini bukan sekadar seremoni biasa, tetapi sebuah pengingat akan nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas, dan perjuangan dalam membantu sesama.

Suasana Penuh Semangat dan Harapan

Dari awal memasuki venue, saya sudah bisa merasakan atmosfer yang begitu syahdu sekaligus penuh semangat. Para hadirin yang datang tampak antusias, mulai dari tokoh-tokoh penting, relawan, hingga masyarakat yang peduli terhadap isu kemanusiaan. Beberapa wajah terlihat penuh haru, mungkin membayangkan perjuangan para relawan yang akan segera berangkat ke Palestina, membawa harapan dan bantuan bagi mereka yang membutuhkan.

Hadir dalam acara ini Wakil Menteri Luar Negeri Muhammad Anis Matta, Direktur Zakat dan Wakaf Kemenag RI Waryono Abdul Ghafur, Pendiri Dompet Dhuafa Parni Hadi, serta Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini. Nama-nama besar ini hadir bukan hanya sebagai simbol, tetapi sebagai bentuk dukungan nyata terhadap misi kemanusiaan yang luar biasa ini.

Ahmad Juawaini – Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa

Pelepasan Simbolis yang Menggetarkan Hati

Puncak acara adalah saat perwakilan Tim Kemanusiaan dan Dai Melintas Batas menerima syal Dompet Dhuafa yang dikalungkan oleh para tokoh penting seperti Anis Matta dan Parni Hadi. Simbol sederhana ini terasa begitu mendalam, seakan menjadi pengingat bahwa mereka bukan sekadar relawan biasa—mereka adalah pembawa cahaya harapan bagi saudara-saudara kita di Palestina dan di berbagai daerah tertinggal di Indonesia.

Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini, dalam sambutannya menegaskan bahwa sejak berdiri pada 1993, Dompet Dhuafa tidak pernah berhenti membantu Palestina. Bantuan yang dikirim pun beragam, mulai dari bantuan kesehatan, makanan, pendidikan, hingga pembangunan rumah sakit. Mendengar hal ini, saya semakin kagum akan dedikasi lembaga ini dalam membangun kemanusiaan tanpa batas.

250 Dai yang Akan Mengemban Misi Dakwah

Wamenlu Anis Matta hadir dalam acara Pelepasan Tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa

Selain Tim Kemanusiaan ke Palestina, Dompet Dhuafa juga mengirimkan 250 dai dalam program Dai Melintas Batas. Para dai ini akan menyebarkan dakwah Islam rahmatan lil alamin ke 11 negara selama bulan Ramadan, serta ke berbagai wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) di Indonesia.

Anis Matta dalam pidatonya mengapresiasi inisiatif luar biasa ini. Menurutnya, program ini bukan hanya tentang dakwah, tetapi juga literasi dan pemberdayaan yang dapat membawa dampak jangka panjang bagi masyarakat yang dikunjungi. Dengan kata lain, para dai ini bukan hanya akan menyampaikan ajaran Islam, tetapi juga membawa perubahan sosial yang lebih luas.

Inspirasi dan Refleksi Pribadi

Sebagai seseorang yang berusaha hidup minimalis dengan prinsip qonaah, acara ini memberikan banyak pelajaran bagi saya. Saya diingatkan kembali bahwa hidup bukan hanya tentang diri sendiri, tetapi tentang bagaimana kita bisa memberi manfaat bagi orang lain. Melihat para relawan dan dai yang siap berangkat dengan penuh keikhlasan membuat saya berpikir: sudah sejauh mana saya berkontribusi untuk kemanusiaan?

Dalam falsafah Jawa yang saya yakini, ada prinsip “ngono yo ning yo ojo ngono,” yang berarti keseimbangan dalam segala hal. Acara ini mengajarkan saya bahwa keseimbangan dalam hidup tidak hanya dicapai dengan mengatur kebutuhan pribadi, tetapi juga dengan memberi kepada yang membutuhkan.

Ajakan untuk Terus Bergerak

Setelah mengikuti acara ini, saya merasa semakin yakin bahwa setiap orang bisa berkontribusi dalam cara mereka masing-masing. Tidak harus menjadi relawan yang berangkat ke Palestina, tetapi bisa dengan menyebarkan informasi, berdonasi, atau sekadar mendoakan agar misi kemanusiaan ini berjalan lancar.

Acara ini benar-benar membuka mata saya. Selama ini, mungkin kita sering merasa bahwa membantu sesama adalah sesuatu yang harus dilakukan ketika kita sudah sukses atau punya banyak uang. Tapi para relawan ini membuktikan bahwa membantu bisa dimulai kapan saja, bahkan dengan keberanian dan niat yang tulus.

Saya pulang dari acara ini dengan hati yang hangat dan tekad yang lebih besar untuk berbuat baik. Mungkin saya belum bisa pergi ke Palestina atau menjadi dai yang mengajarkan kebaikan ke pelosok negeri, tapi saya bisa mulai dari hal kecil: lebih peduli terhadap sekitar, lebih banyak berbagi, dan lebih aktif mendukung gerakan kemanusiaan.

Jika ada satu hal yang bisa saya bagikan dari pengalaman ini, itu adalah bahwa setiap kebaikan, sekecil apa pun, pasti berarti. Dan siapa tahu, langkah kecil kita hari ini bisa menjadi cahaya besar bagi mereka yang membutuhkan di luar sana.

Suasana pelepasan Tim Kemanusiaan dan Dai Lintas Batas

Dompet Dhuafa telah membuktikan bahwa kemanusiaan adalah perjalanan panjang yang membutuhkan konsistensi dan keikhlasan. Kita semua bisa menjadi bagian dari perjalanan ini dengan cara kita sendiri. Mari terus bergerak, membantu sesama, dan menjadikan dunia tempat yang lebih baik untuk semua.

Pada akhirnya, acara ini bukan hanya pelepasan relawan, tetapi pelepasan semangat kepedulian yang akan terus menginspirasi. Saya pulang dengan hati yang penuh harapan, bahwa kebaikan akan selalu menemukan jalannya, selama ada orang-orang yang mau berjuang untuk itu.

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like