Suatu sore, menjelang akhir pekan saya bertiga dengan sahabat, menghabiskan waktu sambil minum kopi di sebuah warung. Lebih tepatnya ngeteh sih, karena saya sendiri kurang suka ngopi pada waktu sore atau malam hari. Sore itu saya memesan greentea latte. Kami bertiga ngobrol santai, membahas apapun yang kami alami belakangan ini. Salah satu diantara kami memesan kopi tanpa gula. Karena dia pelaku diet Keto, jadi ketika sedang ngumpul seperti ini, dia hampir nggak pernah memesan makanan berkarbohidrat dan bergula.
Saking penasaran, saya iseng tanya kenapa dia mati-matian diet keto? Alasanya membuat saya takjub, menjaga kesehatan itu penting karena kesehatan adalah aset kita yang paling berharga. Saya salut dengan yang dilakukan sahabat saya, awal sebelum diet berat badannya mencapai 118 kilogram. Dua tahun kemudian setelah diet keto dia berhasil menurunkan berat badannya hingga sekarang hanya sekitar 80 kilogram. Artinya dalam dua tahun dia berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 38 kilogram. Woww!!
Berbeda halnya dengan saya yang mempunyai postur badan ectomorph alias susah gemuk tapi gampang kurus. Teman saya yang menjalani diet keto tadi termasuk orang mempunyai tipe badan endomorph alias susah kurus gampang gemuk. Sementara mereka yang mempunyai badan ideal yang tidak mudah kurus ataupun gemuk tergolong orang bertipe mesomorph.
Ngomong-ngomong masalah kesehatan, saya jadi teringat tempo hari tanggal [12/11] Indonesia merayakan Hari Kesehatan Nasional (HKN). Dalam acara yang saya ikuti saat Car Free Day di Bundaran HI, disebutkan bahwa Indonesia sehat dimulai dari keluarga sehat. Sehat diawali dari makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap hari. Saat itu Pak Jusuf Kalla selaku wapres, memberikan arahan tentang pola konsumsi masyarakat Indonesia yang sebenarnya sudah bagus, dimulai dengan mengkonsumsi sumber daya alam yang melimpah. Indonesia bagian timur contohnya, berhubung ketersediaan bahan pangan dari laut yang melimpah, masyarakat lokal memulai hidup sehat dengan banyak mengkonsumsi ikan.
Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang ke 53 tersebut, juga diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia melalui video teleconference yang dipantau langsung oleh Bu Menkes, Nina Moeloek. Ini untuk mengetahui perkembangan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang dicanangkan pemerintah melalui Kemenkes RI. Salut sih dengan semua upaya yang dilakukan pemerintah, guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Sebagai generasi zaman now atau boleh dibilang generasi millennial, idealnya sih kita harus sadar kesehatan. Lebih baik mencegah daripada mengobati, lebih baik melakukan tindakan preventif daripada kuratif dalam keseharian kita. Mudah kan?
Contoh gampangnya seperti teman saya diatas, keinginannya yang kuat untuk kembali memiliki berat badan ideal, menginspirasi saya untuk selalu disiplin menerapkan gaya hidup sehat. Mulai dari memperbaiki pola konsumsi yang amburadul, dan (semoga) bisa kembali menerapkan pola makan Food Combining yang pernah saya lakukan dulu. Mulai aktif lagi berolah raga, serta bisa menerapkan pola istirahat yang cukup dan berkualitas. Menyedihkan memang kalau memiliki banyak aktivitas tapi tidak diseimbangkan dengan kualitas istirahat yang cukup.
Saya juga masih ingat himbauan dan arahan Pak JK, mengenai kebiasaan hidup sehat supaya terhindar dari penyakit. Setiap keluarga harus sudah menerapkan perilaku hidup sehat, kalau setiap keluarga sehat, maka Indonesia sehat. HKN ke 53 harus menjadi semangat baru dalam membangun kesehatan di Indonesia. Kesehatan dalam keluarga juga harus didukung oleh peran pemerintah dalam penyediaan sarana dan prasarana. Sebuah kota yang kondisi rumah sakitnya penuh dengan orang sakit, adalah indikator kota yang tidak sehat. Sederhana sih tapi memang kenyataannya seperti itu.
Masih terekam juga kemeriahan acara HKN yang ke 53 kemarin, diikuti berbagai elemen dengan beragam acara, seperti : Karnaval, atraksi tim Pesepeda, senam masal peregangan yang berhasil memecahkan rekor MURI, dengan diikuti oleh 120 orang diseluruh Indonesia, bazaar sayuran dan buah-buahan lokal, pemeriksaan kesehatan dan Indek Massa Tubuh (IMT) di 10 titik sepanjang jalan Sudirman – Thamrin dan masih banyak lagi.
Jadi, kalau pemerintah sudah berupaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan kita, apa yang sudah kita lakukan untuk menjaga kesehatan? Mari niatkan untuk hidup sehat, Yeay or Nay? Sampaikan pendapatmu.
Notes : postingan ini bekerjasama dengan Kemenkes RI, dalam upaya mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang sudah dicanangkan.
10 comments
Mas Achie nice to read this artikel..
Thank you, ketika ekonom aware dgn kesehatan..
Imho GERMAS stand for Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yak mass.. Itu ad yg klewat..
*laff ??
Ya Lord, kelewat gw 😀 nuwun ya koreksinya
Kalo aku menerapkam Food Cobainih, maksudnya kalo bw makanan kasih ke tmn2, cobain nih cobain nih..akhirnya abis dan ga jd mkn, dietnya dpt sedekahnya dpt..wkwkwkwk
Nice article mas Achi!
wkwkwkw istilah diet baru nih, Food Cobainih :)))
Keren sama orang2 yang bisa istiqomah diet keto atau food combaining.. dulu sempet tertarik food combaining.. ini pola makan yang masuk logika saya kalo berhubungan dengan diet2an. Cuma berhubung saya malas, food combaining hanyalah angan2. Hahaha.
bener banget, FC memang pola makan yang logis dan sehat
Asik banget sih, punya badan susah gemuk. Dulu aku juga gitu eh, skrg malah gampang gemuk. Tapi gemuk ato kurus, yanh paling penting tetap harus jaga kesehatan, ya 😀
issh, gak gemuk segitu mah 🙂
holaaaa coffee lover
Aku tipe endomorph. Huhuhu. Pernah coba keto ternyata gak kuat godaan. Hixhixhix