Generasi Milenial Melek Finansial

0 Shares
0
0
0
fun banget belajar perencanaan keuangan

Ngobrolin generasi milenial alias generasi Y atau orang sering menyebutnya sebagai generasi langgas  memang seru. Meskipun sering kali dicap sebagai generasi instan dan dicap sebagai  experience seekers, toh, masih banyak kok dari mereka yang berpikir jauh ke depan.

Jadi, beberapa hari lalu saya datang ke acara Tomorrow Today Fun(d) Festival. Kenapa mau datang ke acara ini? Saya sih memang seneng banget yang namanya bahas financial planning. Khususnya buat milenial seperti saya. Mumpung kan, mau akhir tahun. Biasanya saya suka buat resolusi tahunan, salah satunya financial goals. Sebenarnya hampir tiap tahun sih bikin resolusi semacam ini.

Dan akhirnya saya ketemu Mbak idola Ligwina Hananto alias @mrshananto. Tau kan, siapa dia? Yap, Mbak Wina ini salah satu financial trainer favorit saya dari dulu. Orangnya seru, smart, lucu dan enerjik kalau lagi bahas keuangan. Nggak bikin boring apalagi ngantuk.

Lalu, belajar apa aja di sana?

Acara Tomorrow Today Fun(d) Festival yang diadakan tanggal 1 Desember lalu, bikin kita melek lagi tentang keuangan. Kita diajari tentang pentingnya financial checkup, cara bikin financial goals yang benar, menabung, berinvestasi dan membiasakan diri tidak berutang untuk hal konsumtif, belajar saham, cash flow, reksadana dan lain-lain.

Mbak Wina ini seru banget kalau lagi jelasin perencanaan keuangan. Peserta yang datang juga diajarin kalau mau bikin financial goals, tetapin dulu tujuannya apa. Tujuan keuangan itu ada tiga yaitu jangka pendek kurang dari (kurang dari dua tahun), menengah (lebih dari satu tahun sampai lima tahun) dan jangka panjang (di atas lima tahun). Biar apa? Ya biar bisa menentukan instrumen investasi apa yang cocok.

Financial goals itu gampangnya gini, kalau kita mau pergi, kita harus tau dulu tujuannya ke mana? Nggak mungkin kan kita langsung naik angkot, terus  ikut saja sama abangnya mau ke mana dan turun di mana. Kita harus tau tujuan kita mau ke mana? Misalnya mau ke Jogja, dari situ kita tau mau pakai kendaraan apa. Kita bisa pakai bus, kereta api atau pesawat terbang.

Begitu juga dengan financial goals. Mau bikin goals apa dalam lima tahun ke depan? Uang muka DP rumah, biaya resepsi pernikahan, beli mobil, atau umroh. Setelah tau tujuannya apa, kita bisa menentukan instrumen investasi yang tepat. Bisa pakai reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran atau reksadan saham.

Sebagai generasi milenial, kita rentan dengan kebutuhan gaya hidup yang tinggi. Biaya gengsi ini yang bikin uang kita cepat habis kalau nggak dianggarkan seperti traveling, shopping dan hangout. Apalagi kalau tinggal di kota besar seperti Jakarta. Sekali ngopi di warung gaul bisa ngabisin Rp 50 ribu. Kalau sehari sekali ngopi tinggal hitung aja dalam sebulan. Berapa besar biaya ngopi dan hangout. Padahal buat sebagian orang itu kebutuhan tersier lho! Bukan primer.

selalu seru kalau diskusi keuangan

Tiga Cara Mengalokasikan Keuangan

Sebenarnya nggak masalah sih ngopi-ngopi cantik dan hangout, sesekali bolehlah. Namun, jangan lupa untuk berinvestasi. Kalau kata Mbak Wina, jangan sampai pas hari tua kita masih ngontrak gara-gara keasikan ngabisin duit buat beli gaya hidup. Hindari prinsip “Biar Tekor Asal Sohor”. Kan, yang susah kita sendiri nantinya.

Di acara Tomorrow Today Fun(d) Festival Mbak Wina memberikan tips tentang buat milenial untuk mengatur penghasilan. Yang pertama jangan lupa untuk membiasakan mencatat pengeluaran. Fungsinya buat apa? Ya, biar kita tau ke mana larinya penghasilan atau gaji kita dalam sebulan. Dari situ kita bisa membuat alokasi penghasilan untuk menabung (besaranya sih minimal 10 persen dari penghasilan, makin besar makin bagus), terus untuk membayar cicilan, maksimum 30 persen dari penghasilan, 40 persennya untuk biaya hidup rutin, 10 persen untuk lifestyle dan terakhir 10 persen untuk tujuan sosial keagamaan.

Proporsi di atas memang tidak harus baku, bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tentunya. Yang penting jangan sampai besar pasak daripada tiang.

Jangan lupa pula untuk bikin dana pensiun. Meski masih muda, justru semakin dini berinvestasi, semakin kecil nilai yang harus kita sisihkan untuk masa pensiun.

Milenial Bisa Kaya dengan Berinvestasi

Terus, yang bikin saya makin takjub ternyata anggapan tentang generasi milenial yang doyan foya-foya selama ini, nggak sepenuhnya benar. Fyi, data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan kalau sekitar 1,5 juta investor perorangan, sebanyak 34 persennya ternyata generasi milenial which is usianya antara 20-30 tahun.

Contohnya Founder & Creative Director Chic & Darling Kania Annisa Anggiani. Ia mengungkapkan kalau investasi itu juga penting buat mengembangkan bisnis. Ia menyarankan agar menginvestasikan sebagian dari pendapatan bisnis untuk mengantisipasi siklus untung rugi bisnis. Sebagian lagi bisa dipakai untuk modal tambahan untuk mengembangkan bisnis. Intinya jangan taruh telur dalam satu keranjang, biar nggak pecah semua kalau jatuh. Iya,nggak?

Di acara Tomorrow Today Fun(d) Festival saya mendapatkan banyak insight dalam berinvestasi. Investasi itu milik semua orang, bukan orang kaya aja. Kita bisa kok berinvestasi mulai dari Rp 100 ribuan. Caranya juga gampang, buat pemula bisa kok beli reksadana buat investasi. Reksadana ini gampang cara belinya dan gampang pula buat dicairkan. Kalau mau beli reksadana bisa cari infonya ke  Narada Aset Manajeman.

Terakhir yang bikin acara Tomorrow Today Fun(d) Festival makin seru karena menggabungkan edukasi finansial dengan musik dan art. Ada Tulus, HiVi, Jevin Julian feat. Andini ada juga travel blogger Kenny Santana dan banyak lagi.

Nah, kalau kita merasa sebagai generasi milenial jangan sampai dunk ketinggalan untuk belajar berinvestasi.

0 Shares
4 comments
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like