Selama ini saya hanya tahu kalau akses ke Bandara Soetta hanya bisa menggunakan mobil pribadi,taksi dan bus Damri. Belum pernah terpikirkan oleh saya kalau ada moda transportasi lain yang lebih praktis ke bandara Soetta, bandara internasional yang tidak mempunyai moda transportasi massal seperti kereta api atau MRT (mass rapid transit) kecuali bus damri. Suatu hari, dikarenakan satu dan lain hal saya harus ke bandara dengan kondisi buru-buru dan baru sadar kalau saya bisa ke bandara Soetta dengan jasa ojek online.
Pada hari tersebut saya dan tim gamelan harus mengisi pentas pekan budaya jawa di Universitas Indonesia yang berlokasi di Depok. Acara berlangsung dari siang hingga sore. Dan malamnya saya harus terbang ke Surabaya guna menyusul teman-teman dari komunitas Backpacker Jakarta yang berangkat lebih dulu menuju Banyuwangi. Mereka berangkat dari siang dengan menggunakan kereta api. Acara pentas masih berlangsung ketika saya harus pamit duluan untuk menuju bandara pada pukul 4 sore. Sementara flight saya jam 9 malam. Dengan mempertimbangkan kondisi transportasi Jakarta pada Jumat malam yang suka ajaib lalu lintasnya, maka saya putuskan untuk naik KRL dari stasiun depok, kemudian dilanjut dengan bus Damri dari Stasiun Gambir. Sialnya baru keluar dari Balairung FIB UI, saya harus menunggu ojek sekitar 15 menit untuk menuju stasiun Depok. Sampai di stasiun, KRL yang menuju stasiun Juanda terlambat datang, sekitar 30 menit menunggu tanpa ada tanda-tanda kepastian KRL datang serta takut telat maka saya putuskan untuk naik KRL jurusan Manggarai lalu transit disana untuk ganti KRL menuju Stasiun Juanda.
FYI, saya bukan pelanggan KRL, jadi saya kurang begitu paham jalur-jalur terdekat antar stasiun atau bandara. Praktis saya dari depok berangkat pukul 16.45 sore dan sampai stasiun Juanda sekitar pukul 18.10. Saat melintas di atas stasiun Gambir saya lihat lalu lintas stuck dimana-mana, dalam kondisi begini bus damri ngeri-ngeri sedap untuk diharapkan. Belum lagi harus ngojek dulu dari stasiun Juanda ke stasiun Gambir. Sebelas duabelas dengan mengharapkan taksi untuk menembus macet Jakarta saat Jumat malam. Dengan mempertimbangkan cek in untuk penerbangan domestik, praktis saya jam 20.00 harus sudah ada di bandara, waktu tinggal 1 jam 40 menit lagi. Melihat kondisi lalu-lintas yang membuat stress seperti ini, saya mulai mencari informasi apakah ojek online bisa mengantar saya ke bandara? Dari sebuah blog saya mendapatkan informasi bahwa ternyata ojek bisa mengantarkan kita menuju bandara. Saat itu pula saya putuskan untuk mencari driver ojek online yang bisa disewa tanpa aplikasi berhubung aplikasi hp saya sedang error.
Begitu mendapatkan driver ojek online, abang ojeknya sepakat mengantarkan saya ke bandara dengan tarif Rp. 70K, alhamdulillah. Baru 5 menit menembus daerah Juanda, abang ojeknya menepi ke pinggir jalan karena ada telepon yang mengabarkan kalau ada anggota keluarganya meninggal dunia, kemudian dia meminta saya untuk mencari ojek lain dan buru-buru meninggalkan saya tanpa harus bayar. Aaaakk!!! Dalam kondisi capek dan bingung saya mencegat setiap driver ojek yang melintas dan hampir stress karena mereka minta menggunakan aplikasi untuk melakukan order. Duuhhh. Untunglah sepuluh menit kemudian saya mendapatkan driver ojek yang bisa disewa tanpa aplikasi. Saya bilang. “ Pak, Jam 20.00 saya harus ada di bandara, bisa antar saya? “. “ Oke Mas, siap!” alhamdulillah akhirnya tepat jam 19.50 saya sampai di bandara setelah melewati drama lalu lintas Jakarta dan hanya bayar Rp. 60K 🙂