Mumpung masih Ramadan saya ingin menulis tentang sesuatu yang sedikit bernuansa Ramadan. Saya memang bukan orang yang religius tapi sebagai manusia biasa atau orang jawa menyebutnya ‘islam abangan’ saya membutuhkan penyeimbang spiritual sebagai asupan jiwa. Dan setiap kali Ramadan tiba televisi berlomba menyuguhkan tayangan-tayangan yang berbau religi. Mulai dari tayangan hedon yang dibalut religi sampai tayangan religi yang benar-benar mencerahkan. Walaupun saya jarang banget nonton televisi tapi ada satu tayangan yang membuat saya selalu menantikannya disaat bulan Ramadan seperti ini yaitu Tafsir Al Misbah. Menurut saya ini adalah salah satu tayangan favorit yang sangat mencerahkan selain adzan magrib (tentunya 🙂 ). Kenapa? Karena meskipun judul acara ini terkesan ‘berat’ tapi sebenarnya bahasannya sangat ringan dan seringkali membantu mengoreksi pandangan-pandangan saya yang selama ini salah dalam memahami agama.
Adalah Prof. Quraish Shihab, selaku nara sumber dalam tayangan ini selalu mengajak kita berpikir ketika beliau menjelaskan salah satu ayat yang sedang dibahasnya. Beliau tidak serta merta menjawab dengan ‘berat’ ketika ada bintang tamu yang menanyakan hal-hal yang sifatnya ‘berat’ tapi lebih sering menggunakan analogi dan mengembalikan kembali kepada penanya sejauh mana mereka memahami agama. Berbeda dari kebanyakan ustaz-ustaz yang seringkali isi ceramahnya dominan ‘stand up comedy’, dari awal beliau konsisten membawakan acara dengan ringan tapi serius. Dan logika kita seringkali diajak ikut berpikir dalam memahami tafsir-tafsir beliau.
Sudah beberapa tahun saya mengikuti acara ini dan saya sering membuat resume dalam twitter @samudra_hening dengan hastag #tafsiralmisbah sebagai ‘diary online’ karena ketika suatu saat saya membutuhkannya tinggal dicari. Berikut ini adalah beberapa kutipan-kutipan beliau yang saya catat :
Agama melarang sesuatu yang berlebihan, wudhu maksimal 3x, lebih dari itu tidak wajar. Agama mengajarkan moderasi #tafsiralmisbah
Jika Allah menggunakan kata ‘Kami’ dlm alquran pasti ada keterlibatan selain Dia, ex : ‘Kami memberi rezeki..’ Kami = Tuhan, malaikat, manusia. Tuhan sebagai pemberi rezeki, malaikat yang menyampaikan dan ada keterlibatan manusia untuk mencari rezeki #tafsiralmisbah
Ilmu tidak jarang melahirkan keresahan, iman melahirkan ketenangan, semuanya harus diasah #tafsiralmisbah
Allah SWT adalah pemilik segalanya, Dia yang mengendalikan semuanya disisi lain Dia tidak membutuhkan semuanya #tafsiralmisbah
Alquran diturunkan dalam bahasa arab karena bahasa arab memiliki kekayaan kosakata #tafsiralmisbah
Ayat itu tanda, tanda kehadiran Tuhan, tanda wujud Tuhan, alam raya adalah ayat Tuhan #tafsiralmisbah
Tidak semua hal-hal yang terjadi pada zaman nabi bisa kita ikuti semua, terapkan prinsipnya bukan bentuknya #tafsiralmisbah
Musuh adalah orang yang bisa memberi mudharat kepada kita, sebaliknya teman adalah orang yang bisa memberikan manfaat kepada kita #tafsiralmisbah
Syukur itu menggunakan nikmat Tuhan sesuai dengan tujuan penggunaanya #tafsiralmisbah
Zalim adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya #tafsiralmisbah
Untuk kutipan-kutipan lain bisa dicari di twitter dengan hastag #tafsiralmisbah. Untuk teman-teman yang ingin menonton tayangan yang berbeda disaat Ramadan, acara ini sangat layak dilihat. Semoga Pak Quraish Shihab selalu diberikan kesehatan sehingga bisa terus mencerahkan umat. Salam Ramadan dan tetap semangat beribadah. 🙂
5 comments
setuju om… tapi masalahnya saya ga bisa pake twiter 😀
sayangnya saya jarang nonton tv..
wah sayangnya saya jarang nonton TV nih kang…
suka banget sama quote ini..
“Tidak semua hal-hal yang terjadi pada zaman nabi bisa kita ikuti semua, terapkan prinsipnya bukan bentuknya”
Tontonan saya juga ini, saat Ramadhan…