13 Things Changed My Life

0 Shares
0
0
0

Tahun 2021 tinggal menghitung hari, sementara tahun 2020 yang penuh kejutan dan hampir membuat semua orang stress segera berlalu. Di tahun ini, rasanya semua orang sama-sama di-reset ke titik nol. Tentunya, banyak hal yang berubah. Saya pun demikian, tak menyangka akan mengalami beragam kejutan di luar skenario yang telah saya buat di tahun sebelumnya.

Yah, seperti biasa, di tahun-tahun sebelumnya saya selalu membuat beragam resolusi di akhir tahun untuk menyambut tahun baru. Bukan sekadar ikut-ikutan, resolusi buat saya menjadi salah satu acuan penting dalam perjalanan kehidupan. Sudah sejauh mana capaian yang ingin saya raih. Semacam ‘GBHN’ buat saya pribadi. Ini selalu menjadi tolok ukur dalam kehidupan saya.

Namun, tahun 2020 ini merupakan tahun yang luar biasa. Dengan segala anomali yang sangat dinamis, saya harus bisa menyesuaikan diri dan melakukan refleksi. Bahwa tidak semua hal dalam hidup bisa diraih maupun dipertahankan. Tahun 2020 pula memberikan saya banyak inspirasi untuk melakukan beragam perubahan.

Meski sebagian bukan hal baru buat saya, beberapa perubahan ini setidaknya memberikan sudut pandang baru dalam kehidupan saya pribadi. Ada 13 hal yang menurut saya telah banyak berkontribusi dalam perubahan hidup saya. Berikut ini catatannya:

Living in minimalism alias menerapkan konsep hidup minimalis

Sebenarnya, konsep hidup minimalis ini sudah saya pelajari beberapa tahun lalu. Namun, selama pandemi saya jadi belajar untuk segera menerapkan konsep ini. Memiliki sedikit barang ternyata membuat saya menjadi lebih bahagia dan rileks. Saya mulai ketat mengurangi pembelian barang-barang yang pada akhirnya hanya menumpuk dan memenuhi kamar.

Saya mulai menyortir tumpukan baju di lemari dan menyisakan sesuai kebutuhan saja. Demikian juga dengan barang-barang yang saya miliki. Saya mulai ‘diet’ ketat untuk tidak memasukkan barang-barang baru ke dalam kamar yang tidak fungsional. Jika ada barang baru masuk, artinya akan ada barang lain yang harus dikeluarkan.

Konsep minimalis ini saya kecualikan untuk tiga hal: buku, uang, dan pengalaman. Menurut saya, ketiganya saling berkaitan membuat kualitas hidup menjadi lebih baik. Dua buku yang menginsipirasi saya untuk melakukan ini adalah Seni Hidup Minimalis yang ditulis Francine Jay dan Goodbye Things, Hidup Minimalis ala Orang Jepang oleh Fumio Sasaki.

Writing 3 things you’re grateful everyday

Benar! Selama pandemi ini saya merasa harus banyak bersyukur dan menuliskan untuk setiap momen kebahagiaan yang saya miliki setiap hari. Tidak setiap hari saya tulis. Tapi, jika saya merasa down dengan segala keadaan, ini menjadi obat yang ampuh untuk self healing.

Di saat kita merasa kehilangan semua yang menjadi sandaran dalam hidup, seperti uang, pekerjaan, cinta, sahabat, keluarga, dan hal-hal lainnya. Setidaknya kita masih memiliki banyak hal untuk bersyukur setiap hari. Misalnya masih diberi napas, kesehatan, dan kebahagiaan-kebagiaan kecil lainnya. Dengan menuliskannya akan sedikit memberikan rasa lapang. Misalnya ketika kita masih bisa menikmati secangkir teh atau kopi di pagi hari. Ini merupakan kebahagiaan kecil yang belum tentu didapatkan saat kita dirawat di rumah sakit.

Menjalankan food combining, detox, green juice, dan mengurangi kafein

Jujur, ini juga salah satu perubahan yang membuat hidup saya merasa lebih baik. Tidak setiap saat saya bisa melakukan semuanya. Terlebih, saat harus bertemu dengan teman-teman. Jika tidak bisa melakukan semuanya, prinsip saya harus memulainya. Jika gagal lagi, ulangi lagi dan lakukan semaksimal mungkin.

Sebelum menjalankan food combining, detox, green juice, dan mengurangi kafein, saya selalu membaca lebih dulu alasan untuk memulainya supaya tau efeknya. Bukan karena ikut-ikutan. Saya harus mempelajari konsepnya dan mengetahui manfaat serta tujuannya. Ini penting banget!

Melakukan detoks juga sangat bermanfaat buat saya pribadi. Terlebih, beberapa tahun silam pernah dirawat di rumah sakit dan harus mengonsumsi obat-obatan secara rutin. Detoks memberikan efek yang bagus untuk tubuh saya dengan mengeluarkan toxin dari dalam tubuh.

Mengurangi asupan kafein membuat saya bisa tidur lebih nyenyak. Sebagai light sleeper, saya jarang banget mengonsumsi kafein. Terutama kopi. Saya tau alasannya, jika saya minum kopi, jadwal tidur akan terganggu dan membuat saya insomnia sepanjang malam. Lain halnya dengan teh. Secangkir teh masih bisa saya tolerir karena kadar kafeinnya lebih rendah, tapi tidak untuk kopi. Saya hanya mau minum kopi saat akhir pekan di pagi hari. Selebihnya no way!

Rutin melakukan exercise atau berolahraga

Buat saya, ini bukan hal yang mudah. Berhubung selama pandemi saya banyak melakukan kegiatan dari rumah, mau nggak mau saya memiliki banyak waktu luang untuk berolahraga di rumah. Karena tubuh saya tergolong ectomorph alias memiliki jenis tubuh yang cepat untuk menurunkan berat badan daripada sebaliknya. Olaharaga yang cocok untuk saya lakukan adalah angkat beban.

Saya jarang banget melakukan olahraga kardio karena cepat menghabiskan kalori. Alhamdulillah, selama setahun setelah sakit, saya berhasil menaikkan berat badan dari yang tadinya 54 kg menjadi stabil di angkat 70-72 kg hingga sekarang.

Learn a new language atau mempelajari bahasa baru

Salah satu goal saya dalam hidup adalah mempelajari bahasa baru. Sebagai orang Indonesia yang sedari kecil sudah terbiasa polyglot, tentu mempelajari bahasa baru bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Umumnya, sebagai orang Indonesia kita dikarunai dengan menguasai dua bahasa, yakni bahasa daerah sebagai bahasa ibu dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Karena Bahasa Inggris saya pas-pasan, akhirnya saya bareng teman-teman membentuk komunitas kelas daring English Club seminggu sekali untuk speaking practice. Kelas ini sangat membantu saya agar fasih berbahasa Inggris.

Waking up early morning

Sebagai seorang ‘morning person’, saya menyadari kebiasaan ini pada akhirnya menguntungkan buat saya. Dengan bangun pagi lebih awal, saya merasa mempunyai banyak waktu untuk ‘mencuri start’. Kebiasaan bangun pagi sudah saya lakukan sejak kecil. Termasuk saat weekend.

Bangun lebih awal membuat saya bisa menikmati hidup. Otak jadi lebih fresh karena bisa menikmati sinar matahari pagi dan badan lebih semangat untuk menjalani aktivitas sepanjang hari.

Turn off notifications or putting my phone on mute

Jujur, ini juga salah satu hal yang paling susah untuk dilakukan. Semua pekerjaan saya rata-rata harus berhadapan dengan gadget. Terlebih saat pandemi seperti sekarang. Saat saya membaca bukunya Desi Anwar, she’s one of my inspirator, saya tau, kita hidup di dunia yang penuh distraksi. Salah satu cara untuk fokus dan mengurangi distraksi adalah dengan mematikan semua notifikasi gadget dan fokus untuk menyelesaikan target. Sekali lagi, ini tidak mudah. Tapi saya harus membuat habit untuk tidak sering-sering terhubung dengan gadget.

Read a book everyday

Seperti yang saya tuliskan di atas. Konsep minimalis tidak saya terapkan dalam mengoleksi buku. Buat saya, membaca buku memberikan asupan, energi, dan sudut pandang yang berbeda. Buku tidak sekadar hiburan. Lebih dari itu, buku membuat hidup saya lebih ‘kaya’ dan mampu mengubah perspektif.

Zaman sekolah atau kuliah dulu, saya bisa menghabiskan buku seharian. Makin berusia, kemampuan membaca saya menurun. Target saya saat ini hanya membaca 200 halaman per hari. Dari pengalaman saya membaca, 200 halaman buku bisa diselesaikan dalam waktu 2-4 jam jika tidak banyak distraksi.

Spiritual things or meditation

Meditasi atau ibadah mampu memberikan asupan buat saya. Bukan untuk sok religius atau apa. Sebagai orang yang suka dengan konsep balanced life, melakukan meditasi atau ibadah sesuai keyakinan membuat kita jauh lebih tenang. Saya menyadari, dengan melakukan ini membuat saya paham dengan konsep sangkan paraning dumadi. Filosofi Jawa ini mengedepankan keseimbangan dengan jalan spiritual. Makna sangkan paraning dumadi sendiri berarti pertanyaan mendasar untuk setiap manusia, yakni dari mana kita berasal, apa yang kita lakukan di dunia ini, dan ke mana kita akan kembali?

Menyeimbangkan diri dengan kebutuhan spiritualitas membawa dampak yang besar buat saya pribadi. Saya bukan orang suci, banyak melakukan kesalahan dan berbuat dosa. Dengan menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang saya yakini membuat saya lebih tenang dan legowo dalam menghadapi permasalahan hidup.

Belajar alat musik

Gamelan selalu memberikan energi baru saat memainkannya

Satu-satunya alat musik yang saya kuasai adalah gamelan. Bukan untuk menjadi musisi yang profesional, bermain musik gamelan membuat saya lebih rileks dan bisa menyelami beragam filosofi yang diajarkan dalam setiap instrumen. Selain membuat hidup lebih tenang, bermain alat musik gamelan membantu saya lebih fokus dalam segala hal. Di sisi lain, bermain gamelan juga membuat saya tidak kehilangan identitas sebagai manusia Jawa.

Sebagai orang Jawa yang sudah lama tinggal di ibu kota, bermain gamelan seperti memberikan oase. Benar, di ibu kota yang ritmenya serba cepat, saya tidak bisa lagi menikmati ketenangan suasana Jawa seperti saat tinggal di kampung halaman dulu. Satu-satunya cara adalah berkumpul dengan teman-teman komunitas yang concern melestarikan gamelan di ibu kota.

Sejujurnya, selain gamelan saya juga mempelajari biola. Tapi baru tahap basic. Itu pun sekarang jarang dilakukan karena pandemi. Sementara, untuk belajar secara otodidak saya masih gratal-gratul. Hanya sesekali aja belajar sendiri walau masih belum lancar.

Let it go or being happy go lucky person

Ya, Happy Go Lucky! Saya sudah menggunakan prinsip ini untuk setiap langkah sehari-hari. Sebenarnya kalimat Happy Go Lucky sudah sering saya baca sejak dulu, tapi arti dari kalimat tersebut sepertinya tidak semua orang benar-benar memahami. Saya sendiri masih belajar untuk menerapkannya.

Makna frase tersebut adalah Kebahagiaan akan menuntun pada jalan keberuntungan. Keberuntungan itu tidaklah harus berupa uang atau proyek, bisa jadi kesempatan bertemu dengan teman baru, teman yang sedang berbahagia, bertemu dengan pengalaman yang seru, dapat tertawa terbahak-bahak dan sebagainya.

Dengan cara seperti ini saya berusaha membuat hidup lebih simple dan sederhana. Seperti pepatah orang Jawa sing wis ya wis. Yang sudah berlalu lupakan, saatnya fokus dengan apa yang ada di depan. Mudah? Tentu saja tidak. Tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan.

Write a journal

Jurnal yang saya maksud bukanlah jurnal karya ilmiah yang sering dipublikasikan untuk kebutuhan riset. Jurnal buat saya adalah buku catatan khusus untuk menuliskan goals yang ingin kita raih. Saya sendiri membuat tiga buku catatan untuk tiga tujuan yang berbeda. Satu buku berisi goals dan things to do before I die, intinya untuk catatan kehidupan pribadi, satu buku untuk membuat catatan evaluasi Bahasa Inggris karena saya belajar secara otodidak, dan satu buku untuk catatan khusus saham. Semuanya saya tulis secara otodidak.

Meskipun saat ini gawai bisa menjadi tools untuk mencatat jurnal, secara pribadi saya lebih suka menulis dalam buku manual. Saya merasa lebih leluasa untuk membukanya setiap saat ketimbang dari gawai.

Memiliki perencanaan keuangan pribadi

Sejak membaca buku-bukunya Mas Safir Senduk (beliau ini seorang pionir perencana keuangan di Indonesia sebelum banyak perencana keuangan bermunculan) saya belajar untuk mempraktikkannya. Tujuannya agar saya memiliki habit yang baik dalam mengelola keuangan. Dengan perencanaan keuangan yang baik, hidup kita akan lebih bahagia.

Tiga belas hal di atas tentu bukan terjadi dalam sekejap. Bacaan, pengalaman, dan beragam lintasan pikiran sangat memengaruhi kehidupan saya. Intinya, dengan berbagi melalui catatan ini, semoga bisa bersama-sama membuat kualitas hidup menjadi lebih baik.

Amin.

0 Shares
3 comments
  1. Artikel yang insipiratip
    Aku juga uda melakukan beberapa hal di atas.
    Thanks udah berbagi tips, yang di note adalah olahraga tiap hari, aku masih seminggu sekali setiap minggu pagi, laru pagi, but it’s okelah yah.

    Kalau barang2 semisal baju uda sepuluh tahun aku hanya beli baju setahun sekali di akhir tahun sewaktu masih jadi orang kantoran. Beli baru yang lama disumbangin ke sodara or temen dekat yang mau. Alhamdulillah lemari enggak pernah penuh alias pas pas aja karena seminggu aku uda terapin baju kerja Senin sampai Jumat. Dan itu menyenangkan sekali gak perlu mikir mau pakai baju apa karena uda dijadwal.

  2. Benar banget kak, ku kmrn beres2 in lemari baju pas dilihat, ternyata kepenuhan lemarinya, 1 lemari ga muat, pas dilihat2 wehh ada hijab dan baju yg blm di pakai, ini udah berhasil aku ga beli2 baju dan hijab lagi.
    Kadang kalau weekend, ga ada acara habis bangun pagi suka leyeh2 terus tidur lagi hahah ga baik ya sebenernya, oh iya seneng banget ya bisa main musik gamelan dan biola jadi ga bosan ya.
    Nah untuk gadget nih masih harus istiqamah untuk ga nyalain tergantung, tapi blm bisa.

    Makasih sharingnya kak, semoga tahun depan bisa mencapai semua resolusinya ya kak Amin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like