Tahun lalu, saya pernah menjadi korban phising alias pencurian data saat melakukan transaksi digital. Rekening bank saya dibobol. Semua saldo dikuras habis. Nyesek? Pastinya. Padahal semua ikhtiar sudah saya upayakan sedemikian rupa. Tapi yang namanya belum rezeki saya, mau diproteksi sekuat apa pun saldonya pasti akan pergi. Demi menghindari kejadian serupa terulang, saya semangat mengikuti workshop “Keamanan Data di Ruang Digital” yang diinisiasi oleh ITSEC Asia. Melalui workshop ini, saya mendapatkan banyak tips menghindari pencurian data pribadi.
Baca juga: MENGENAL CREDIT SCORING DI DUNIA PERBANKAN
***
Siang itu, udara di sekitaran Cipete, Jakarta Selatan lumayan teduh. Saking semangatnya mengikuti workshop, saya menjadi peserta pertama yang tiba di lokasi sebelum acara dimulai.
Sebegitu pentingkah untuk mendapatkan tips menghindari pencurian data pribadi? Buat saya, iya. Berhubung pernah mengalami kejadian kurang mengenakkan terkait data pribadi, saya sangat antusias untuk datang.
Maling zaman sekarang makin ngeri, mereka bisa lebih pintar dari korban. Ini sudah menjadi rumus dasar dunia kejahatan. Seandainya semua korban lebih pintar dari pelaku kejahatan, sudah dipastikan angka kejahatan menjadi nol. Faktanya, kejahatan di dunia maya seperti penipuan online, ancaman online, pembuatan akun palsu, dan beragam jenis phising lainnya makin lama makin subur.
Ruang digital berkembang karena makin banyak pengguna internet di Indonesia. Kita sebagai masyarakat perlu memerhatikan keamanan data. Di sinilah pentingnya kita memahami literasi digital agar terhindar dari tindak kriminal dunia maya.
Tips agar Data Pribadi Terhindar dari Phising
Sudah pernah mendengar kata phising? Secara harfiah phising bisa diartikan sebagai upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Seribu cara pasti akan dihalalkan oleh mereka yang memiliki niat jahat.
Saat ini kita memasuki perubahan zaman. Risiko berinteraksi di ruang digital meningkat. Ada 1,6 juta angka malware yang menyerang data pengguna internet di Indonesia. Malware sendiri adalah software atau perangkat lunak berbahaya yang biasanya digunakan untuk aksi kriminal siber (kejahatan di dunia maya). Contohnya virus, worm, trojan, spyware, dan macam-macam. Jika kita tidak berhati-hati di dunia maya, malware ini bisa mencuri semua data pribadi kita.
Bahaya malware yang secara tidak sadar teinjeksi ke dalam aplikasi, bisa mencatat segala bentuk aktivitas di perangkat, mulai dari informasi pribadi hingga detail penjelajahan internet seperti kata sandi, nomor kartu kredit, dan kebiasaan berselancar. Ngeri banget, kan?
Saat menyimak paparan dari Mas Andri Hutama Putra–President Director of ITSEC Asia–wawasan saya mengenai keamanan data di ruang digital meningkat. Banyak tips untuk menghindari pencurian data pribadi yang beliau sampaikan. Berikut ini beberapa di antaranya:
- Usahakan untuk rutin mengubah kata sandi, minimal 3 atau 6 bulan sekali.
- Jangan membuat kata sandi yang sama untuk beberapa email.
- Gunakan password seaneh mungkin dan tidak mudah ditebak.
- Jangan pernah menyerahkan pengelolaan password kepada orang lain.
- Usahakan untuk tidak membuat satu email untuk beragam transaksi. Khusus untuk transaksi perbankan, gunakan satu email khusus yang tidak dipublikasi dan tidak dicampur dengan transaksi lainnya.
- Pastikan untuk selalu mengaktifkan fitur 2 factors authentification (2FA) atau sistem lapisan keamanan tambahan untuk melindungi akun kita.
- Pasang antivirus untuk melindungi perangkat kita.
- Jika memiliki aset digital seperti website atau blog, usahakan untuk meng-update dan memasang SSL atau Secure Socket Layer.
- Pasang plug in untuk mem-back up semua data.
- Tingkatkan awareness penggunaan akun pada perangkat.
Pesan dari Ani Berta, Pegiat Literasi Digital untuk Keamanan Data Content Creator
Narsum kedua dalam workshop “Keamanan di Ruang Digital” ini adalah Teh Ani Berta. Sejujurnya saya sudah kenal lama dengan Teh Ani. Orangnya asik, seru, dan enak buat diajak sharing apa saja. Apalagi masalah content creator. Pasalnya, Teh Ani adalah founder salah satu komunitas blogger ternama di ibu kota.
Back to topic. Sebagai seorang content creator, Teh Ani nggak tanggung-tanggung berbagi ilmu terkait literasi digital dan keamanan datanya. Berikut ini beberapa wejangan yang beliau sampaikan:
- Sebagai content creator, kita menjadi bagian agent of change. Gunakan kelebihan yang kita miliki untuk saling berbagi.
- Jangan pernah berhenti untuk menambah value kita. Terus belajar untuk menambah value.
- Sebagai content creator usahakan untuk selalu membuat konten yang relevan dengan basic ilmu yang kita miliki. Jangan pernah membuat konten tanpa memiliki dasar ilmu.
Gimana? Keren-keren kan, sharing dari Teh Ani?
Sekilas tentang ITSEC Asia, Penggagas Workshop “Keamanan Data di Ruang Digital”
Sebagai salah satu perusahaan cyber security terbesar di Asia Pasific, ITSEC Asia memiliki misi untuk memberikan edukasi agar masyarakat melek terhadap keamanan digital. Workshop “Keamanan Data di Ruang Digital” adalah salah satu wujud nyatanya.
Dengan menghadirkan dua narsum yang keren-keren dan mau berbagi ilmu serta tips untuk menghindari pencurian data pribadi, salah satu misi ITSEC Asia tercapai. ITSEC Asia sadar bahwa ruang digital sudah menjadi kebutuhan pokok. Agar penggunanya bisa tetap survive, mereka harus tetap belajar, termasuk melalui ITSEC Asia.
Perusahaan penyedia layanan, solusi, dan teknologi keamanan informasi terbesar di kawasan Asia Pasifik sudah berdiri sejak 2010. Kantor pusatnya yang berada di Singapura juga memiliki kantor regional yang berada di Indonesia, Australia, Thailand, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab untuk melayani seluruh kliennya yang berada di berbagai negara.
Semoga keberadaan ITSEC Asia semakin mendukung ekosistem siber di Indonesia (khususnya) menjadi lebih baik. Saya berharap ITSEC Asia bisa menjangkau seluruh pelaku usaha digital. Tidak hanya korporasi tetapi juga individu.
1 comment
Mas, semangat terus ya! Baru tahu ternyata pernah jadi korban juga 🙁 Makasih ilmunya! Dengan ikut acara ini semoga kita jadi lebih aware terhadap kejahatan di media sosial