Di era digital yang semakin berkembang, konektivitas yang cepat dan andal menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat. Di Indonesia, sebuah proyek bernama Satelit SATRIA (Satelit Republik Indonesia) telah menjadi sorotan utama.
Satelit ini menjanjikan peningkatan akses internet di seluruh nusantara. Bahkan, di daerah-daerah terpencil yang sebelumnya sulit dijangkau. Nah, dalam proses perluasan jangkauan konektivitas ini apakah ada tantangan yang dihadapi oleh Indonesia? Apa saja fakta mengenai SATRIA itu sendiri? Ayo, cari tahu informasi lengkapnya di sini.
Tantangan Konektivitas di Indonesia
Indonesia adalah negara yang unik karena terdiri dari lebih dari 17.000 pulau, yang membentang sejauh 5.000km dari barat ke timur. Keanekaragaman geografis ini menyebabkan Indonesia menghadapi tantangan khusus dalam hal konektivitas. Khususnya dalam menyediakan akses internet yang merata dan terjangkau di seluruh wilayah.
Salah satu tantangan utama adalah infrastruktur telekomunikasi yang terbatas di pulau-pulau terpencil dan daerah pedalaman. Kebanyakan infrastruktur telekomunikasi terpusat di wilayah perkotaan dan pulau-pulau utama, sementara pulau-pulau kecil dan daerah terpencil sering kali tidak memiliki akses yang memadai.
Jarak yang jauh dan biaya yang tinggi untuk membangun infrastruktur jaringan darat menjadi kendala utama. Beragam topografi juga menjadi hambatan dalam penyediaan konektivitas. Pegunungan, hutan lebat, dan sungai-sungai yang luas dapat menghambat pembangunan jaringan telekomunikasi.
Namun, pemerintah Indonesia telah menyadari pentingnya konektivitas yang merata dan telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mengatasi tantangan ini. Satelit SATRIA merupakan salah satu upaya strategis dalam meningkatkan konektivitas internet di seluruh penjuru nusantara, terutama di daerah terpencil.
Dengan memanfaatkan satelit komunikasi, Indonesia dapat mengatasi kendala geografis dan memberikan akses internet yang andal kepada seluruh masyarakat. Selain itu, pemerintah juga berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang lebih baik di pulau-pulau terpencil dan daerah terisolasi.
Apa itu Satelit SATRIA
SATRIA merupakan akronim dari Satelit Republik Indonesia. Ini merupakan satu proyek kerjasama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU) untuk meluncurkan satelit multifungsi. Hadirnya satelit ini merupakan upaya dari Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam mengentaskan kekurangan konektivitas. Utamanya pada layanan publik pemerintahan di seluruh wilayah Indonesia.
Satelit SATRIA memulai proses pembangunannya pada akhir tahun 2019 lalu. Proses pengerjaannya dilakukan oleh manfaktur asal Perancis yakni Thales Alenia Space. Sementara untuk proses peluncurannya akan berlangsung di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Tepatnya pada tanggal 18 Juni 2023 waktu setempat atau 19 Juni 2023 waktu Indonesia.
Fakta Menarik Mengenai Satelit SATRIA
Satelit Republik Indonesia atau SATRIA adalah satelit komunikasi pertama yang sepenuhnya dimiliki dan dioperasikan oleh Indonesia. Dalam upaya untuk meningkatkan konektivitas internet di seluruh nusantara, SATRIA menjadi proyek ambisius yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia.
Nah, untuk lebih mengenal satelit SATRIA, berikut ini adalah beberapa fakta menarik yang perlu Anda ketahui, yakni:
Merupakan Satelit Terbesar di Asia
Satelit SATRIA-1, dengan kapasitas layanan total 150 Gbps, menjadi satelit terbesar di Asia. Dengan berat 4.600 kilogram (4.6 ton), SATRIA-1 merupakan satelit pertama yang menggunakan bodi Spacebus Neo Level 6.
Satelit ini dilengkapi dengan lima panel surya untuk setiap daya solar array, tiga antena reflektor, dan 116 spot beams. Spesifikasi ini sangat mampu mencakup seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, satelit ini juga memiliki empat pendorong listrik dan dilengkapi dengan teknologi pemrosesan digital terbaru. Ini menjadikan SATRIA-1 sebagai satelit yang memiliki spesifikasi yang menarik dan canggih.
Menggunakan Teknologi Canggih
Satelit ini menggunakan teknologi VHTS (Very High Throughput Satellite) dan menjadi satelit Ka-band pertama yang dimiliki oleh Indonesia. Teknologi HTS baru digunakan oleh 3 negara di dunia yaitu Luksemburg, Kanada dan AS (Amerika Serikat).
Selain itu, teknologi HTS ini memungkinkan satelit untuk menyediakan kapasitas internet yang lebih besar dan kecepatan yang lebih tinggi. Hal ini akan memberikan pengalaman internet yang lebih baik dan akses yang lebih cepat bagi pengguna di seluruh Indonesia.
Meningkatkan Kinerja Pelayanan Publik
Satelit SATRIA tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan konektivitas internet secara umum, tetapi juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik. Terutama dalam konteks pendidikan jarak jauh, telemedicine, dan komunikasi darurat.
Bukan itu saja, layanan internet juga akan tersedia di kantor desa, kelurahan, puskesmas, dan fasilitas umum lainnya. Ini artinya, SATRIA akan memungkinkan penyediaan layanan yang lebih efektif dan dapat diandalkan di seluruh wilayah Indonesia.
Dibangun pada 2019 dan Segera Meluncur pada 2023
Proyek SATRIA dimulai pada tahun 2019 dengan proses perancangan, pembangunan, dan pengujian. Setelah melewati tahapan-tahapan tersebut, satelit ini dijadwalkan akan diluncurkan pada pertengahan bulan Juni 2023 ini.
Perjalanan panjang proyek ini menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia dalam memperluas jangkauan internet dan meningkatkan konektivitas di seluruh negeri.
Itulah fakta menarik mengenai satelit SATRIA yang akan segera meluncur dalam beberapa hari mendatang. Kehadiran satelit ini sudah sangat ditunggu oleh seluruh masyarakat Indonesia. Pasalnya SATRIA merupakan jawaban atas tantangan konektivitas termasuk di wilyah 3T yakni terdepan, terluar dan tertinggal di penjuru nusantara.
Jadi, sebagai anak bangsa, mari dukung penuh proyek strategis nasional satelit SATRIA agar hadirkan koneksi untuk Indonesia lebih maju.